TEMPO.CO, Yogyakarta - Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan visi dan misinya sebagai calon Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2017-2022 di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Rabu, 2 Agustus 2017.
Sultan Hamengku Buwono X bakal ditetapkan lagi sebagai gubernur pada Oktober tahun ini setelah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Yogyakarta disahkan.
Sesuai dengan undang-undang tersebut, pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY menggunakan mekanisme penetapan setiap lima tahun sekali. Jabatan gubernur diisi Raja Keraton Yogyakarta bertahta dan wakil gubernur diisi Raja Kadipaten Puro Pakualaman.
Baca: Sultan HB X: Klarifikasi Gelar Tak Berkaitan Penetapan Gubernur
Dalam paparan visi-misinya, Hamengku Buwono X mengusung tema "Menyongsong Abad Samudera Hindia untuk Kemuliaan Martabat Manusia Jogja". Dia menuturkan visi dan misinya dilatarbelakangi sejumlah pemikiran.
Pertama, terkait dengan fenomena Indian Ocean Rim Association (IORA) atau perkembangan Asosiasi Negara-negara Pesisir Samudera Hindia yang pernah digagas Nelson Mandela pada 1995 dan didirikan pada 1997.
"Yogyakarta, yang memiliki garis pantai sepanjang 126 kilometer di tiga kabupaten, tentu akan memiliki posisi strategis dalam lalu lintas perekonomian di wilayah Samudera Hindia," ujarnya.
Simak: Soal Nama Ganda, DPRD Minta Sultan HB X Ubah Gelar di Website
Dalam visi-misinya, Sultan mengaku terinspirasi fenomena Kra-Canal atau Thai-Canal Project, yang merupakan proyek penghubung perairan Laut Andaman-Teluk Thailand untuk memperpendek jarak pelayaran belahan Bumi bagian barat ke negara-negara Asia.
"Dampak Kra-Canal pada peta lalu lintas pelayaran Asia Timur dan Tenggara akan sangat berarti terhadap meningkatnya pelayaran di ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) II," ucapnya.
Lihat: Pengisian Jabatan Gubernur DIY, DPRD Tolak Akui Sabda Raja
ALKI II meliputi Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores, dan Selat Lombok. "Meningkatnya intensitas pelayaran ALKI II tentu akan meningkatkan lalu lintas pelayaran silang Asia-Australia dan Samudera Hindia-Samudera Pasifik," tuturnya.
Dalam posisi itu, Sultan Hamengku Buwono X menilai peran kawasan wilayah Pulau Jawa bagian selatan sangat penting, terutama dalam hal penyediaan jasa pelabuhan, energi, perikanan, dan pariwisata.
PRIBADI WICAKSONO