TEMPO.CO, Jakarta - Novel Baswedan menduga Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah mendapatkan laporan atau bukti bahwa ada keterlibatan polisi dalam kasus penyerangan terhadap dirinya. Bentuk keterlibatan itu, kata penyidik utama KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) ini, polisi tersebut menerima suap sebagai kompensasi meneror dirinya serta penyidik KPK lainnya.
Dugaan itu muncul setelah Tito bertemu dengan Presiden Joko Widodo melaporkan perkembangan kasus penyerangan terhadap Novel. “Oleh karena itu, perlu kerja sama dengan KPK. Sebab awal-awal investigasi, pernah KPK menawarkan akan membantu polisi, tapi ditolak karena bukan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) KPK,” ujar Novel kepada Tempo, Selasa, 1 Agustus 2017.
Baca juga: Penjelasan Utuh Kapolri Soal Penyidikan Kasus Novel Baswedan
Dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi pada Senin, 31 Juli 2017, Tito mengatakan sudah mengajak KPK bergabung bersama tim penyidik kepolisian. Namun, tawaran yang diklaim sudah disampaikan sejak 16 Juni lalu tersebut belum mendapat respons dari KPK. Tito menuturkan kepolisian terbuka bila KPK ingin bergabung bersama mengungkap pelaku penyerangan Novel Baswedan.
Tito juga mengatakan segera membentuk tim investigasi beranggotakan Polri dan KPK untuk mengungkap kasus penyiraman air keras ke wajah Novel. Menurut Tito, tim ini akan meminta keterangan Novel terkait dengan dugaan keterlibatan jenderal polisi. Novel menyambut baik soal rencana tersebut.
Mestinya, kata Novel Baswedan, Kapolri diuntungkan apabila dibentuk tim investigasi. Dengan demikian, dalam pengungkapan kasus tersebut kepolisian dapat melihat secara obyektif proses yang sekarang sedang berjalan. “Hal itu sekaligus bisa menjadi legitimasi bagi Kapolri untuk menindak oknum yang terlibat,” ujar Novel.
Simak pula: Kasus Novel Baswedan, KPK Belum Bentuk Tim Gabungan dengan Polri
Novel yakin, apabila penyidikan pelaku teror hanya melibatkan kepolisian, teror yang menimpanya tidak akan terungkap. Novel Baswedan menyebutkan upaya untuk menggandeng KPK dikhawatirkan hanya untuk pembenaran seolah-olah penyidikan dilakukan dengan serius.
BUDI SETYARSO | LARISSA H