TEMPO.CO, Jakarta - Konsep Tenjo Edu City berawal ketika Universitas Surya yang dimiliki Yohanes Surya resmi berdiri pada 10 Januari 2013. Inilah kawasan Pendidikan dan Riset Terpadu Universitas Surya atau disebut juga Green Smart City di Tenjo, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Namun, proyek ini macet karena Universitas Surya terjerat utang di Bank Mandiri senilai Rp 16 miliar. Pembangunan ini berujung
Adalah PT Surepassindo, pengembang Tenjo Edu City. Perseroan itu dibuat pada 10 April 2013 dengan Yohanes Surya sendiri sebagai pemegang saham mayoritas. Belakangan, Yohanes menyerahkan saham miliknya kepada Syam Surya Syamsi, Wakil Rektor I Universitas Surya, pada 5 November 2014. Warga yang membeli kavling di kawasan ini mengadu ke Bareskrim Mabes Polri karena merasa ditipu oleh Yohanes Surya. Mereka sudah membayar ratusan juta rupiah, namun tidak ada kejelasan kapan proyek itu terwujud.
Baca: Yohanes Surya Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Kasus Penipuan
Setelah Universitas Surya berdiri, Yohanes Surya meminta Syam mengurus izin rencana lokasi kampus baru. Mulanya Syam menyiapkan tanah seluas 22 hektare di kawasan Tiga Raksa, Kabupaten Tangerang, Banten dengan memanfaatkan dana pensiun sebuah perusahaan badan usaha milik negara sekitar Rp 44 miliar. Tapi rencana ini berhenti di tengah jalan.
Yohanes Surya
Lalu Syam mengincar tanah di Tenjo. Dengan bendera Surepassindo, Syam dua kali mengajukan permohonan izin lokasi pembangunan kawasan pendidikan ke Pemerintah Kabupaten Bogor. Pertama, izin lokasi seluas 750 hektare di empat desa, yaitu Tenjo, Singabangsa, Bojong, dan Cilaku, pada 18 Oktober 2013.
Baca: Langkah Yohanes Mengatasi Krisis Keuangan Universitas Surya
Kedua, izin lokasi seluas 250 hektare di Desa Tenjo dan Singabangsa, November 2013. Pemerintah Bogor akhirnya menyetujui permohonan kedua pada pengujung 2013. “Betul, izin lokasi pembangunan Universitas Surya di Tenjo sudah terbit,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bogor, Joko Pitoyo, Juni lalu. Ia mengatakan izin itu sudah sesuai dengan rencana tata ruang pemerintah.
Anehnya, Surepassindo tidak langsung membangun gedung kampus setelah mendapat izin lokasi tersebut. Yohanes dan Syam lebih dulu mendekati masyarakat pemilik tanah. Mereka juga baru mulai berkeliling untuk menggaet calon investor. Keduanya aktif mendekati pengusaha, bahkan menemui calon investor sampai ke Cina. “Kami menjual suatu konsep: kalau mau membangun universitas, daerahnya harus dibangun, dan mereka harus berkontribusi ke universitas,” kata Yohanes Surya.
TIM INVESTIGASI TEMPO