INFO MPR - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Oesman Sapta melantik dua anggota MPR pengganti antarwaktu (PAW) di Ruang Delegasi Plaza Nusantara, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Selasa, 26 Juli 2017. Mereka adalah Erwin TPL Tobing mewakili Kalimantan Barat dan Jimmy Demianus mewakili Papua Barat. Keduanya berasal dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Erwin menggantikan Karolin Margret Natasa, yang mengundurkan diri dari keanggotaan DPR karena terpilih menjadi Bupati Landak, Kalimantan Barat. Sedangkan Jimmy adalah anggota MPR sisa masa jabatan 2014-2019 dari daerah pemilihan Papua Barat.
Pelantikan dilakukan dalam rangka melaksanakan peraturan MPR agar para anggota mengucapkan sumpah dan janji sebagai anggota MPR pengganti antarwaktu.
Dalam sambutannya, Oesman mengatakan Erwin merupakan mantan petinggi Kepolisian RI dan Jimmy adalah anggota aktivis yang kaya akan kreativitas dan wawasan dalam melaksanakan tugas kenegarawanan. MPR, kata Oesman, adalah tempat berkumpul orang-orang yang mewakili kepentingan MPR, DPR, dan DPD. "Dari sisi konstitusional dan moral, setiap anggota MPR harus berpolitik kebangsaan. Kita boleh berbeda dari asal daerah atau fraksi, tapi ketika berada di lembaga ini, tujuan kita hanya satu, yakni Indonesia yang kita cita-citakan. Indonesia yang memberikan jaminan setiap umat beragama dapat melaksanakan ibadah. Indonesia yang dicita-citakan memberi rasa keadilan bagi setiap warga negara dan Indonesia yang dicita-citakan tidak menciptakan kesenjangan dalam program pembangunan di semua wilayah Indonesia," ucapnya.
Selama ini, kata dia, pembangunan dipahami hanya berpusat di Pulau Jawa sehingga menimbulkan kesenjangan dan rasa nasionalisme sebagian masyarakat terusik. “Namun kita patut bersyukur. Sebab, pada pemerintah saat ini, praktik pembangunan yang tersentral di Pulau Jawa sudah tidak terjadi lagi. Hal ini bisa dilihat dari pembangunan wilayah perbatasan di Kalimantan dan pembangunan pabrik-pabrik di Papua serta perbedaan harga minyak, yang sebelumnya Rp 80 ribu (per liter) di Papua menjadi sama dengan di Jakarta, yakni Rp 8.000 (per liter),” tuturnya.
Menurut Oesman, tugas politik kebangsaan dalam menghilangkan kesenjangan sudah tidak seberat dulu lagi meskipun masih ada di sebagian masyarakat. “Ada sebagian masyarakat kita yang lengah, yang menurun, bahkan kehilangan rasa nasionalisme. Hal inilah yang bisa mengancam NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Indonesia tidak mungkin makmur bila tidak ada kemakmuran di daerah," katanya.
Karena itu, dia mengajak anggota MPR yang baru dilantik bisa ikut meningkatkan rasa nasionalisme setelah aktif di masyarakat, selain juga utamanya melakukan sosialisasi Empat Pilar, serta menggunakan momentum apa pun untuk memperkuat persatuan di Indonesia. "Mari jadikan lembaga MPR untuk menjaga ideologi dan konstitusi serta mengawal cita-cita bangsa," tuturnya. (*)