TEMPO.CO, Ternate - Pos Pemantauan Gunung Api Dukono di Halmahera Utara, berdasarkan arahan Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara, kembali menutup jalur pendakian menuju puncak Kawah Malupang Warirang. Langkah itu diambil lantaran aktivitas letusan Gunung Dukono mengalami peningkatan pesat sejak dua pekan lalu.
Pengamat Gunung Dukono, Iwan Amat, mengatakan, hingga Selasa malam, 25 Juli 2017, aktivitas Gunung Dukono teramati terjadi 172 kali letusan dengan amplitudo 5-34 milimeter, durasi 25.96-56.02 detik, disertai asap tebal setinggi 400-500 meter.
Baca: Aktivitas Gunung Dukono Halmahera Naik, Sehari 30 Kali Meletus
Bahkan alat perekam aktivitas kegempaan merekam terjadi dua kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 15-21 milimeter dan satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 8 milimeter.
“Meski demikian, statusnya masih waspada level II. Masyarakat bahkan masih hanya kami imbau untuk tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati puncak gunung hingga radius 2 kilometer,” kata Iwan kepada Tempo, Rabu, 26 Juli 2017.
Menurut Wakil Bupati Halmahera Utara Muhlis Tapitapi, sejak keputusan penutupan jalur pendakian menuju puncak Gunung Dukono, pemerintah daerah sudah menempatkan pegawainya untuk memantau aktivitas pendakian di semua jalur.
Pemerintah bahkan mengeluarkan kebijakan waspada terhadap dampak Gunung Dukono.
Simak juga: Empat Gunung Berapi di Maluku Utara Berstatus Waspada
“Langkah antisipasi dini sudah kami lakukan. Kami juga berharap masyarakat bisa mematuhi semua keputusan yang berhubungan dengan aktivitas Gunung Dukono,” ujar Muhlis, Rabu.
Gunung Dukono merupakan satu di antara tiga gunung api yang ada di daratan Pulau Halmahera. Setidaknya ada 23 ribu penduduk di empat kecamatan yang hidup di lereng Gunung Dukono. Pada November 2016, aktivitas erupsi Dukono sempat menyebabkan Bandar Udara Gamarmalamo Galela ditutup.
BUDHY NURGIANTO