INFO PURWAKARTA - “Pemimpin itu jangan hanya bercerita, tapi harus praktik langsung di lapangan,” kata Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di sawah milik Sekolah Menengah Atas Negeri Campaka, Selasa, 25 Juli 2017. Dengan pakaian khas Sunda lengkap dengan ikat kepala putihnya, Dedi memanen padi hasil tanam musim gadu para siswa SMAN Campaka di area sawah milik sekolah.
Aksi memanen padi hasil tanam gadu para siswa ini sebagai aplikasi pelajaran biologi melalui program pendidikan berkarakter berbasis pertanian. Panen padi dilakukan dengan turun bersama ke sawah, termasuk memotivasi para siswa yang telah bekerja keras menanam, memelihara, hingga masuk masa panen. “Selain bersama para siswa, saya juga ajak guru dan kepala sekolah turun ke sawah memotong padi,” tutur Bupati yang akrab disapa Kang Dedi ini.
Kang Dedi mengaku senang karena pendidikan berkarakter berbasis petanian yang digagasnya itu sukses diaplikasikan di lapangan. “Menanam padi itu kan bagian dari pelajaran biologi. Jadi para siswa harus mengaplikasikannya langsung di sawah,” ujarnya.
Kepala SMAN Campaka Nuraisyah Jamil menjelaskan, area sawah yang ditanami padi tersebut seluas 6.000 meter persegi. “Produksi padinya mencapai 5 kuintal per musim tanam. Jika harga gabah kering pungut Rp 4.000 per kilogram, setiap panen bisa menghasilkan Rp 20 juta,” ucapnya.
Namun sejauh ini produksi padi hasil karya 175 siswa yang terlibat dalam pelajaran ekstrakurikuler pertanian itu tidak dijual dalam bentuk gabah, tapi beras. “Kemasan berasnya kami beri merek SMANCA akronim dari SMAN Campaka,” katanya. Beras yang dikemas per 5 kilogram itu dijual kepada para guru dengan harga Rp 50-60 ribu.
Baca Juga:
Menurut Nuraisyah, panen yang dilakukan Kang Dedi bersama para siswa tersebut merupakan panen yang keempat. “Hasil panen sekarang tidak dijual dulu, tapi mau sisipan di leuit (gudang khas Sunda) biar penuh dulu,” tuturnya.
Para siswa yang ikut dalam ekstrakurikuler pertanian juga diajari tanam palawija, seperti kacang panjang, mentimun, genjer, dan terong. “Sekali panen bisa menghasilkan Rp 7 juta,” ujarnya. Uangnya masuk ke kas OSIS dan dipakai unutk kegiatan ekstrakurikuler selanjutnya dan kegiatan OSIS lain. (*)