Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketua KPAI Tasikmalaya Tampung Keluarga Korban Kekerasan ke Anak

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi kekerasan terhadap anak. TEMPO/Ary Setiawan
Ilustrasi kekerasan terhadap anak. TEMPO/Ary Setiawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto mengaku merasa cemas dengan maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak di daerahnya.

"Butuh upaya-upaya preventif. Sebab, apa yang kita pikir tidak mungkin terjadi, nyatanya mungkin dan bahkan terjadi. Ini bahaya secara sosial dan moral," katanya saat dikonfirmasi, Senin, 24 Juli 2017.

Kasus yang membuatnya prihatin terjadi di daerah Taraju. Di sana, kata Ato, ada bapak yang menggauli anak kandungnya hingga hamil dan melahirkan empat orang anak. Dua dari empat anak itu pun digauli bapak tersebut. "Ini sangat biadab. Nyatanya, ini terjadi di Kabupaten Tasikmalaya," ujarnya.

Baca : KPAI: Ada Lebih dari 8.200 Kasus Anak Berhadapan dengan Hukum

Kasus itu masih ditangani KPAI Tasikmalaya. Bahkan anggota KPAI mengamankan keluarga korban ke rumah pribadi milik Ato. Ada sekitar enam orang dari keluarga korban yang kini berada di rumah ketua KPAI itu.

"Keluarga ini merasa terancam oleh pelaku. Bahkan rumah yang mereka tempati pernah dilempar batu oleh seseorang. Mereka sudah tidak nyaman di rumah sendiri dan meminta perlindungan kami," ucapnya.

Keluarga korban ditampung di rumah Ato karena KPAI Tasikmalaya belum memiliki shelter atau tempat penampungan korban kekerasan. Ato dan anggota KPAI harus berjuang keras untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari keluarga itu selama tinggal di rumahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tingkat kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, tertinggi se-Priangan Timur. Dalam tiga bulan saja, sejak April 2017, sudah ada 13 kasus kekerasan seksual terhadap anak.

"Kabupaten Tasikmalaya belum ada shelter. Sedangkan mereka butuh dilindungi hak-haknya. Butuh dipulihkan kejiwaannya. Butuh dibangkitkan kepercayaan dirinya," tuturnya.

Simak: Heboh Video Kekerasan: Jangan Biarkan Anak Menontonnya

Ato mengakui pembangunan shelter cukup mahal. Namun, kata dia, ketiadaan shelter bisa disiasati. "Di kita (Tasikmalaya), banyak pondok pesantren. Kita bisa kerja sama dengan pondok pesantren yang berbasis wilayah. Tinggal pemerintah daerah menyiapkan biaya hidup dan sekolah anak (korban) tersebut minimal hingga usia 18 tahun sesuai dengan undang-undang," katanya.

Adapun terkait dengan kekerasan terhadap anak, N, 27 tahun, korban pencabulan oleh bapaknya, mengaku digauli selama 17 tahun. Dari hasil kelakuan bejat itu, dia melahirkan empat anak. "Saya minta (pelaku) dihukum lama sesuai dengan perbuatannya," tutur N saat ditemui di rumah Ato.

CANDRA NUGRAHA


Kematian seolah-olah **menjadi momok menakutkan** bagi makhluk hidup di dunia ini, khususnya manusia. Padahal kita semua tahu bahwa sesuatu yang bernyawa pasti akan mati. Apalagi, kita tidak mengetahui kapan ajal akan datang menjemput nyawa.

 

Banyak orang yang mengatakan bahwa jarak antara kita dengan kematian **cuma sejengkal**. Pernyataan tersebut sebenarnya tidak salah karena kita bisa mati kapan dan di mana saja, bahkan karena hal sepele berikut ini.

 

**1.Tergelincir di kamar mandi**

 

![tempat sepele yang mematikan](https://assets.babe.news/assets/cache/0/0//gallery/22ff28d17967886b1505770423e79a2d/2017/06/29/wetroom-mobility.jpeg)

 

Sumber: _wetroomsdesign.co.uk_

 

Ternyata kamar mandi bisa **menjadi tempat paling mematikan**. Bahkan, _New York Times_ pun berpendapat seperti itu. Kecelakaan yang bisa terjadi, misalnya, tergelincir di kamar mandi. Jangan pernah menyepelekan kecelakaan ini. Sebab, jika yang jatuh kepala duluan, kita bisa langsung meninggal di tempat.

 

**2. Alergi**

 

![allergy-symptons](https://assets.babe.news/assets/cache/0/0//gallery/22ff28d17967886b1505770423e79a2d/2017/06/29/allergy-symptons.jpeg)

 

Sumber: _acaai.org_

 

Alergi sebenarnya adalah suatu respons abnormal dari tubuh terhadap suatu benda tertentu. Namun, **jangan anggap remeh alergi**. Sebab, ternyata alergi bisa menyebabkan kematian. Salah satu contoh kasusnya adalah meninggalnya gadis di Amerika Serikat akibat alergi kacang. Seperti dilansir _CBS News_, gadis bernama Natalie Giorgi itu meninggal pada 27 Juli 2013 lalu.

 

**3. Tertawa**

 

![best-toothbrush-2](https://assets.babe.news/assets/cache/0/0//gallery/22ff28d17967886b1505770423e79a2d/2017/06/29/best-toothbrush-2.jpeg)

 

Sumber: _mfirsthome.com_

 

Siapa sangka bahwa hal paling sepele ini dapat menimbulkan kematian. Salah satu korbannya adalah seorang warga negara Denmark bernama Ole Bentzen. **Dia meninggal akibat tertawa terbahak-bahak** setelah menonton film yang berjudul _A Fish Called Wanda_.

 

Banner: _amarujala.com_

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

10 hari lalu

Ilustrasi barang bukti perang sarung. Dok. Humas Polri
Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

KPAI menyarankan partisipasi anak dalam berbagai kegiatan Ramadan demi mencegah terjadinya kekerasan yang melibatkan anak, seperti perang sarung.


Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

12 hari lalu

(ki-ka) Pengurus Formas LKSA - PSAA, Jasra Putra bersama pengurus Panti Asuhan Dapur Yatim Baleendah, Devi Susiana dan Komisioner KPAI, Rita Pranawati menjelaskan foto-foto terkait penyergapan panti oleh Densus 88 Anti Teror saat konferensi pers di Kantor KPAI, Jakarta, 19 Januari 2016. TEMPO/Amston Probel
Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

KPAI mengimbau pelbagai lembaga keagamaan, seperti pesantren, lembaga zakat, dan ormas Islam, membantu mengarahkan kegiatan anak selama Ramadan.


KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

17 hari lalu

Ilustrasi persekusi, bullying. Shutterstock
KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

Sepanjang awal 2024, KPAI mencatat ada 46 kasus anak mengakhiri hidup akibat kekerasan anak, yang hampir separuhnya terjadi di satuan pendidikan.


Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

17 hari lalu

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).


Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

19 hari lalu

Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Diyah Puspitarini (kanan) bersama anggota lainya mendatangi lokasi kejadian perundungan pelajar SMA Internasional Binus Serpong, Tangerang, Banten, Rabu, 21 Februari 2024. Perundungan terjadi di luar lingkungan sekolah dan setelah jam belajar selesai. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

Polisi tetapkan ibu kandung bunuh anaknya sendiri di Bekasi sebagai tersangka. KPAI mengambil tindakan cepat.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

20 hari lalu

(ki-ka) Pengurus Formas LKSA - PSAA, Jasra Putra bersama pengurus Panti Asuhan Dapur Yatim Baleendah, Devi Susiana dan Komisioner KPAI, Rita Pranawati menjelaskan foto-foto terkait penyergapan panti oleh Densus 88 Anti Teror saat konferensi pers di Kantor KPAI, Jakarta, 19 Januari 2016. TEMPO/Amston Probel
Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan


Reaksi Kemenag, KPAI, dan PPPA soal Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri

28 hari lalu

Sejumlah tersangka penganiayaan santri yang mengakibatkan meninggal dunia menjalani rekonstruksi di Polres Kediri Kota, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis 29 Februari 2024. Rekonstruksi penganiayaan santri berinisial BM yang mengakibatkan meninggal dunia oleh empat tersangka sesama santri di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri tersebut memperagakan 55 reka adegan di tiga lokasi berbeda. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Reaksi Kemenag, KPAI, dan PPPA soal Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri

Kasus dugaan penganiayaan santri di sebuah pondok pesantren di Kediri, Jawa Timur, menuai reaksi dari Kemenag, KPAI, dan PPPA. Apa reaksi mereka?


KPAI Akan Lakukan Pengawasan ke Kediri untuk Pastikan Pemenuhan Hak Keluarga Korban Santri yang Tewas Dianiaya Temannya

29 hari lalu

Ilustrasi penganiayaan anak. youtube.com
KPAI Akan Lakukan Pengawasan ke Kediri untuk Pastikan Pemenuhan Hak Keluarga Korban Santri yang Tewas Dianiaya Temannya

KPAI akan melakukan pengawasan ke Kediri bersama tim untuk memastikan perlindungan dan pemenuhan hak anak dalam kasus ini.


KPAI Tak Bisa Temui Kapolres Tangsel Soal Bullying di Binus, Kompolnas Bakal Koordinasi dengan Irwasda Polda Metro

30 hari lalu

Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Diyah Puspitarini (kanan) bersama anggota lainya mendatangi lokasi kejadian perundungan pelajar SMA Internasional Binus Serpong, Tangerang, Banten, Rabu, 21 Februari 2024. Perundungan terjadi di luar lingkungan sekolah dan setelah jam belajar selesai. TEMPO/ Febri Angga Palguna
KPAI Tak Bisa Temui Kapolres Tangsel Soal Bullying di Binus, Kompolnas Bakal Koordinasi dengan Irwasda Polda Metro

KPAI mengeluh dan gerap atas sikap Kapolres Tangsel yang tak bisa ditemui soal penanganan kasus bullying di Binus School Serpong.


Hampir 2 Pekan, Polres Tangerang Selatan Belum Ambil Sikap Soal Kasus Bullying Pelajar Binus School Serpong

30 hari lalu

Binus School Serpong. Tempo/Muhammad Iqbal
Hampir 2 Pekan, Polres Tangerang Selatan Belum Ambil Sikap Soal Kasus Bullying Pelajar Binus School Serpong

Padahal, kasus bullying terhadap anak di bawah umur harus dilakukan secara cepat dan tepat.