TEMPO.CO, Padang - Ratusan ulama dari Asia Tenggara, Afrika, dan Eropa mendeklarasikan persatuan umat Islam seluruh dunia dan menolak terorisme melalui Deklarasi Padang dalam pertemuan ulama dan da'i di Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis 20 Juli 2018. Para ulama dan dai menolak radikalisme dan terorisme yang berkembang di dunia.
"Kami lahirkan Deklarasi Padang. Intinya memperkuat persatuan umat," ujar Zaitun Rasmin, Ketua Panitia Pertemuan Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Eropa, Afrika, menjelaskan isi deklarasi yang juga menolak terorisme, Kamis 20 Juli 2017.
Zaitun mengatakan, para ulama dan da'i harus menjadi pelopor untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam persatuan. Ulama dan da'i harus menjadi tauladan dalam persatuan. Kata dia, termasuk membimbing masyarakat selalu berada di jalan tengah. Tidak masuk dalam paham ekstrem kanan ataupun kiri.
"Umat tidak berada di kiri atau di kanan atau ekstrem kanan atau kiri, agar umat bisa damai. Intinya kami menolak radikalisme dan terorisme, serta liberalisme dan sekulerisme," ujar Ketua Ikatan Ulama dan Dai Se-Asia Tenggara itu.
Ada enam poin yang terdapat dalam Deklarasi Padang. Pertama, mewujudkan umat Islam sebagai umat yang satu merupakan kewajiban syar'i dan kebutuhan kaum muslimin. Kedua, umat Islam sebagai umat yang satu, tidak menafikan adanya perbedaan dan perselisihan pada internal umat Islam, selama itu tetap dalam bingkai akhlak yang mulia.
Ketiga, persatuan umat islam ditegakkan di atas akidah yang lurus, ibadah yang benar dan akhlak yang mulia berdasarkan Al Quran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman para sahabat, tabi’in dan para ulama mu’taba. Keempat, pentingnya sikap pro aktif dari seluruh kaum muslimin dalam membangun kesatuan, persatuan dan persaudaraan umat islam dengan menumbuhkan siat tabayyun, husnuzzhan, rasa cinta dan kasih sayang, saling menghargai dan toleran, saling bersilaturahim dan bermusyawarah, serta menghindari segala hal yang dapat menyebabkan perselisihan, perpecahan dan permusuhan.
Kelima, pentingnya peran ulama dalam keteladanan tentang kesatuan kesatuan, persatuan persaudaraan dan tolong menolong, pro aktif dalam menyelesaikan perselisihan dalam tubuh ummat dan senantiasa mengarahkan ummat agar terhindar dari pemikiran ekstrim baik kanan (terorisme dan radikalisme) dan maupun ekstrim kiri (liberalisme).
Terakhir, sangat diperlukan peran aktif ummat islam melalui berbagai lembaga islam dalam mewujudkan sikap solidaritas dan membantu kaum muslimin yang sedang mengalami kesulitan dan kezaliman seperti yang terjadi di Rohingya dan Palestina serta beberapa negara muslim lainnya yang mengalami kelaparan dan bencana dahsyat.
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan, Deklarasi Padang itu menggelorakan persatuan umat Islam di dunia dari Kota Padang. Umat Islam diminta untuk membangun persaudaraan dan menolak radikalisme dan terorisme.
"Pertemuan ini menjadi berkah karena menguatkan kembali komitmen umat yang satu dengan lahirnya Deklarasi Padang," ujar Mahyeldi, Kamis 20 Juli 2017.
Deklarasi Padang ini ditandatangani sekitar ratusan ulama dan da'i dari pelbagai negara di atas prasasti. Kata Mahyeldi, prasasti ini akan dipajang dipusat kota meningkatkan pesatuan umat dan sebagai salah satu objek wisata halal di ibu kota Sumatera Barat itu.
Pertemuan ulama da'i dan ulama dari Asia Tenggara, Afrika dan Eropa dihadiri sekitar 300 ulama dan da'i dari Asia Tenggara, Eropa dan Afrika. Pertemuan ini juga dihadiri Gubernur DKI terpilih Anies Baswedan.
ANDRI EL FARUQI