TEMPO.CO, Boyolali - Bupati Boyolali Seno Samodro akan merobohkan Stadion Sonolayu yang berada di tengah kota dan menggantinya dengan pusat belanja (mal) serta hotel. Stadion akan dipindah ke kaki Gunung Merapi.
“Stadion itu nanti dihancurkan, jadi mal dan hotel. Stadion saya pindah kira-kira lima kilometer dari kota,” kata Seno kepada Tempo pada Ahad, 16 Juli 2017.
Seno mengklaim telah membuat nota kesepahaman (memorandum of understanding/Mou) dengan investor yang akan mendirikan empat mal dan lima hotel.
Menurut dia, nilai investasi tiap satu mal atau hotel itu sekitar Rp 300 miliar (total Rp 2,4 triliun). Pusat belanja dan hotel tersebut akan dibangun secara bertahap mulai tahun ini.
“Kita tunggu saja. Yang penting kami sebagai pemerintah memfasilitasi dan mempermudah perizinannya,” kata Seno.
Sayangnya Seno belum bersedia mengungkapkan identitas investor tersebut maupun lokasi mana saja yang telah dipilih selain Stadion Sonolayu. Bupati dua periode, 2010-2021, itu selalu merahasiakan lokasi investasi dengan alasan untuk menghindari para spekulan tanah.
“Kalau saya buka lokasinya, kamu nanti suruh temanmu segera beli tanah di sana dengan harga murah. Kok enak, tidak kerja apa-apa dapat untung banyak,” kata Seno.
Sebagai pengganti Stadion Sonolayu, Seno akan membangun stadion berstandar internasional dalam skala kecil di wilayah Kecamatan Cepogo yang berada di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Alasan Seno memilih lokasi stadion baru di dataran tinggi itu terinspirasi oleh Stadion Hernando Siles di La Paz, Bolivia, yang berada di ketinggian 3.637 mdpl.
Karena sudah terbiasa berlatih di stadion yang tipis asupan oksigennya, tim sepak bola nasional Bolivia pernah menaklukkan timnas Brasil dan Argentina dengan skor telak.
“Saya punya mimpi Persebi (Persatuan Sepak Bola Indonesia Boyolali) bisa mengalahkan PSSI di stadion baru itu,” kata Seno yang mengaku pernah menjadi jurnalis selama 13 tahun di Paris, Prancis, untuk salah satu tabloid olahraga nasional.
Stadion di Cepogo yang rencananya mulai dibangun pada 2018 dengan anggaran sekitar Rp 30 miliar itu juga diharapkan bisa memecahkan rekor sebagai stadion tertinggi di Indonesia. Di balik mimpi-mimpi besar itu, Seno menyisipkan sebuah agenda bisnis dalam rencana pembangunan stadion baru itu.
“Saya sedang menyiapkan proposal untuk klub-klub sepak bola top di Eropa, seperti Ajax, Barcelona, dan Chelsea. Saya ingin bertemu mereka di Singapura,” kata Seno.
Dalam proposal tersebut, Seno akan mengajukan penawaran kerja sama mendirikan akademi sepak bola. Skemanya, Kabupaten Boyolali yang membangun stadion dan salah satu klub sepak bola dari Eropa yang menyediakan pelatihnya.
“Beri saya lima pelatih untuk pemain usia 8 tahun, 10 tahun, 12 tahun, 16 tahun, dan 18 tahun. Pelatih itu biar digaji klubnya. Kami yang menyediakan stadion. Nanti diberi nama Football Academy of Chelsea, atau Barca, atau klub mana yang sudah deal,” kata Seno.
Menurut Kepala Bidang Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Boyolali Eko Nugroho, Seno memiliki banyak terobosan untuk mendatangkan investor ke Boyolali.
“Kancahnya Pak Bupati tidak hanya nasional, tapi internasional. Tahun pertama dia menjabat, investasi di Boyolali hanya tercatat sekitar Rp 72 miliar. Pada 2016 sudah hampir Rp 8 triliun,” kata Eko.
DINDA LEO LISTY