Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengakuan Terduga Teroris Ketika Mendapat Perintah Lewat Telegram

Editor

Elik Susanto

image-gnews
Dian Yulia Novi, tersangka teroris yang ditangklap polisi di Bekasi, Sabtu (10 Desember 2016), dalam wawancara dengan TvOne, Selasa, 13 Desember 2016. (TvOne)
Dian Yulia Novi, tersangka teroris yang ditangklap polisi di Bekasi, Sabtu (10 Desember 2016), dalam wawancara dengan TvOne, Selasa, 13 Desember 2016. (TvOne)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi Telegram yang telah diblokir Kementerian Komunikasi dan Informasi, sering dipakai pentolan teroris Bachrun Naim dalam merancang sejumlah serangan teror. Salah satu serangan itu kepada Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) di Istana Negara pada Desember tahun lalu. Serangan itu gagal karena pelakunya, Dian Yulia Novi, keburu dicokok polisi bersama suaminya, Nur Solihin, di Bekasi, Jawa Barat, sehari sebelum mereka meledakkan bom itu.

Polisi mencium rencana pengeboman setelah memergoki Solihin berbelanja paku dalam jumlah banyak. Dari rumah kontrakan mereka di Bintara Jaya, Bekasi, polisi menemukan bom seberat 3 kilogram dengan jangkauan ledakan radius 300 meter.

Baca: Aplikasi Telegram Diblokir, CEO Telegram: Itu Aneh

Kepada Tempo, Dian mengakui mendapat perintah langsung dari Bachrun melalui Telegram untuk menyerang Paspampres. Perintah Bachrun, kata Dian, sangat spesifik: ledakkan bom pada saat Paspampres berlatih. “Perintahnya jelas ledakkan hari Minggu sekitar jam 7,” ujar Dian.

ian mengobrol dengan Bachrun tak lebih dari tiga kali. “Soalnya, beliau off Telegram Kamis sampai Jumat,” katanya. Dalam percakapan itu, Dian biasa menyapa Bachrun dengan panggilan “Akh”, kependekan dari akhi,sebutan untuk laki-laki dalam bahasa Arab.

Baca: Senang Disebut Kafir

Selain untuk perencanaan teror, Bachrun Naim memakai aplikasi Telegram untuk merekrut pengikut baru. Dian menjadi calon pengantin—sebutan untuk para pelaku teror bom bunuh diri—setelah berkenalan dengan Solihin. Suaminya itulah yang kemudian mengenalkannya kepada Bachrun lewat Telegram.

Baca juga: Menkominfo Rudiantara Juga Ancam Tuntut Facebook dan Twitter

Nur Solihin menuturkan dia berkenalan dengan Bachrun di sebuah grup Telegram bernama “Warkop”. Di grup ini, Solihin mendapat banyak percakapan yang membahas soal jihad melawan pemerintahan thaghut. Indonesia, karena bukan negara Islam, masuk kategori ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Solihin mengaku kagum kepada sosok Bachrun. Ia menganggapnya sebagai sosok khalifah yang sedang berjuang di Suriah menegakkan hukum Allah lewat pemberontakan kepada pemerintah setempat. Kekaguman itu membuatnya mengontak Bachrun secara langsung lewat jalur pribadi.

Sejak itulah Solihin acap mendapat perintah untuk melakukan “amaliyah”—istilah yang dipakai Bachrun untuk menyebut serangan teror. “Kalau tidak bisa hijrah, lakukan amaliyah di tempat masing-masing,” ujar Solihin, menirukan ucapan Bachrun Naim.

Baca juga: Tersangka Bom Panci Kenal Radikalisme Melalui Facebook

Amaliyah versi Bachrun berupa bom bunuh diri. Ia meminta Solihin mencari perempuan untuk dijadikan pelakunya. Dari seorang kenalannya, Ummu Absa, Solihin mendapat informasi ada perempuan yang bersedia melakukan amaliyah bernama Dian Yulia Novi, perempuan asal Cirebon berusia 27 tahun.

Solihin kemudian menikahi perempuan yang pernah bekerja di Taiwan itu melalui Telegram. Mereka lalu bertemu dan mengontrak rumah di Bekasi. “Saya menikahi dia tujuannya memang untuk amaliyah,” ujar ayah satu anak ini. “Sebelum itu, saya halalkan dulu, agar rencana amaliyah tidak bocor.”

GADI MAKITAN | ARKHELAUS WISNU

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

3 jam lalu

Seorang penyerang mendekati Uskup Mar Mari Emmanuel saat kebaktian gereja di Gereja Christ The Good Shepherd di Wakeley, Sydney, Australia 15 April 2024. social media livestream video obtained by REUTERS
Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.


Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

10 jam lalu

Ilustrasi Densus 88. ANTARA
Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah


Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

3 hari lalu

Pemandangan menunjukkan drone atau rudal berlomba-lomba mencari sasaran di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara, awal 14 April 2024. Menurut IDF tentara Israel pada awal 14 April Iran meluncurkan rudal dari wilayahnya menuju wilayah Negara Israel. IDF menyerukan masyarakat untuk waspada dan bertindak sesuai dengan pedoman Home Front Command. EPA-EFE/ATEF SAFADI
Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas


Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

21 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

Telegram diduga digunakan untuk merekrut orang-orang bersenjata yang menjadi pelaku penembakan gedung konser Balai Kota Crocus di luar Moskow.


Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

24 hari lalu

Logo Telegram. Istimewa
Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.


Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

24 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.


Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

25 hari lalu

Saidakrami Murodali Rachabalizoda, tersangka penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus, duduk di balik dinding kaca kandang terdakwa di pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang


Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

25 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

Video interogasi brutal empat tersangka serangan Moskow yang belum terverifikasi beredar luas, salah satu tersangka ada yang menggunakan kursi roda.


Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

31 hari lalu

Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Bangbang Surono, mengharapkan dukungan dari semua pihak agar pembaharuan Perpres RAN PE bisa berjalan dengan lancar.


Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

32 hari lalu

M.Sobur, terpidana 12 tahun penjara kasus UU Perlindungan Anak. Foto: istimewa
Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

Terpidana kasus jaringan pornografi anak Muhamad Shobur menceritakan bagaimana ia membuat jaringan pornografi anak melalui aplikasi Telegram.