TEMPO.CO, Jakarta --Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian membantah akan terjun ke dunia politik bila sudah pensiun. Ia mengatakan tidak punya bakat di bidang politik. "Enggak (ke politik). Saya tidak punya gen politik," kata Tito di Jakarta, Senin, 10 Juli 2017.
Justru sebaliknya, dalam hati kecilnya saat ini Tito Karnavian malah ingin pensiun dini sebelum masa jabatanya sebagai Kapolri berakhir. Alasannya, ia ingin lepas dari stres. "Menjadi Kapolri penuh dengan kehidupan stres full. Banyak persoalan," ucapnya.
Baca: HUT Bhayangkara, Tito Beri Nasi Tumpeng ke Polisi Korban Teror
Wacana niatan Tito menyeberang ke kancah politik muncul saat ia diwawancarai oleh media massa nasional. Kapolri membantah wacana tersebut. Pria kelahiran Palembang 52 tahun lalu itu mengatakan lebih memilih pensiun dini untuk menikmati hari tuanya.
Menurut mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme itu pensiun dini merupakan hal yang wajar bagi banyak kalangan di luar negeri. Tito memperhatikan orang di luar negeri yang sudah bekerja keras akan memilih pensiun dini untuk menikmati hari tuanya bersama keluarga.
"Di kultur Indonesia, orang yang mau pensiun dini diketawain. Bahkan sudah pensiun ingin diperpanjang (jabatannya)," kata Kapolri.
Simak: Tito: Aksi Lone Wolf Teroris Akan Diperangi dengan Pancasila
Di sisi lain, Tito menilai semakin lama ia duduk posisi tertinggi di Polri tidak akan baik bagi organisasi. Menurut dia, sebuah organisasi butuh regenerasi dan pembaruan. "Bayangkan kalau saya jadi Kapolri terus enam sampai tujuh tahun. Organsiasi bosan, saya juga bosan," kata dia.
Meski demikian Tito Karnavian belum mau menyebutkan kapan ia akan memutuskan turun dari jabatanya. "Pada waktu yang saya anggap tepat, saya akan pensiun dini," kata dia.
ADITYA BUDIMAN