TEMPO.CO, Bandung - Kemampuan memanjat tebing tidak hanya untuk berolahraga melainkan tekniknya juga berguna untuk evakuasi korban di gunung hingga sumur warga. Seiring kerapnya peristiwa kasus-kasus pesawat jatuh hingga kecelakaan kerja dari ketinggian, antisipasi penyelamatan korban kecelakaan vertikal kian diperlukan.
Komunitas Panjat Tebing Merah Putih menjadikan vertical rescue sebagai cabang khusus panjat tebing.
Baca :
Kecelakaan Helikopter Basarnas, BMKG Duga Kabut Muncul Tiba-tiba
Gadis 18 Tahun Meninggal dalam Lubang Tambang di Kalimantan Timur
Ketua komunitas tersebut Tedi Ixdiana mengatakan, penyelamatan korban tidak hanya berlaku di urusan tebing atau gunung, juga meluas ke masalah seperti korban yang tercebur sumur.
"Seperti di Yogyakarta menurut tim jaringan, sebulan sekali selalu ada yang kecebur sumur," kata dia kepada Tempo, Sabtu 8 Juli 2017.
Kasus lain baru-baru ini, tim lokal membantu penyelamatan pekerja yang terjebak di dalam cerobong Pembangkit Listrik Tenaga Uap di ketinggian 210 meter di daerah Sukabumi gara-gara alat pengangkutnya rusak. Menurut Tedi, pihaknya tidak bersaing dengan Badan Search and Rescue (SAR) melainkan bekerja sama.
Regu penolong tidak harus dikirim dari Bandung, melainkan para alumni Sekolah Panjat Tebing Merah Putih yang dikomandani seorang koordinator di daerah. Angkutan dan logistik bisa disiapkan sendiri atau bersama dari pihak peminta. Anggota penolong yang berangkat harus sesuai dengan kemampuan dan pengalaman serta tingkat pelatihan.
Simak juga : Helikopter Basarnas Jatuh, Kemenhub Kirim Tim Investigasi
Koordinator daerah biasanya telah mengetahui kompetensi anggotanya. "Selain nyawa orang lain, nyawa diri sendiri juga harus diutamakan," kata Tedi. Sejauh ini tim penolong bekerja dengan sangat hati-hati sehingga korban jiwa anggota nihil.
Tim yang sering bekerja sama dengan tim SAR, polisi, dan tentara, di lapangan juga aktif melakukan pencarian orang atau korban pesawat jatuh di pegunungan. Pertolongan bersifat inisiatif atau berdasarkan permintaan.
ANWAR SISWADI