TEMPO.CO, Makassar - Empat penumpang kapal pengantin, yang tenggelam, akhirnya ditemukan di perairan Pulau Samatellu, Desa Mattirowalie, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkep, Sabtu, 8 Juli 2017, sekitar pukul 07.00 Wita.
Namun keempat orang itu sudah dalam keadaan tak bernyawa. "Sudah ditemukan empat korban yang hilang," kata Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Makassar, Amiruddin, kepada Tempo, melalui telepon, Sabtu, 8 Juli.
Dia mengatakan keempat korban itu, bernama Haekal, Hamka, Abdul Rahman, dan Muliansar, dievakuasi tim SAR polisi air. Kemudian dibawa ke dermaga Maccini Baji, Labbakkang, Kabupaten Pangkep. "Untuk penyelidikan dan identifikasi," katanya.
Sebelumnya, enam warga Kabupaten Pangkep, dinyatakan tewas tenggelam pada Rabu sore, 5 Juli lalu. Mereka meninggal karena diduga tak bisa berenang, saat kapal kayu yang berukuran kecil itu terbalik, setelah menghadiri resepsi pengantin kepala desa.
Penumpang yang tewas itu, kata Amiruddin, adalah Rasmawati, Muyanti, Nurafausiah, Ramallah, dan Mulyanti. "Satu orang tak teridentifikasi, karena langsung dibawa keluarganya," tutur dia.
Menurut Amiruddin, kapal kayu yang lebih dikenal dengan sebutan jolloro itu, mengangkut penumpang sekitar 22 orang.Korban yang dinyatakan meninggal sepuluh orang dan 12 penumpang lainnya selamat. "Kapal itu terbalik, bukan over kapasitas, karena biasa memuat sampai 30 orang penumpang. Tapi ada penumpang yang naik, jadi tak seimbang," kata dia.
Kapal itu, kata dia, mulai tenggelam sejak pukul 16.30 Wita, Rabu lalu, kemudian Basarnas menerima laporan pukul 17.40 Wita. Selanjutnya, tim melakukan pencarian dan akhirnya korban ditemukan Sabtu pagi.
DIDIT HARIYADI