TEMPO.CO, Bantul -
Seorang siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Giriloyo, Imogiri, Bantul, A, 15 tahun, yang kini hamil enam bulan, akibat ulah guru bimbingannya, P, 54 tahun. Jogja Police Watch (JPW), Kamis (6/7) menerima aduan warga.
Ibu korban, Wina Ratmini, 33 tahun mengatakan kasus itu bermula dari A yang sering curhat dengan guru BK itu. Konon, karena A merasa nyaman dengan sang guru. Lalu A kerap diajak bertemu disebuah rumah kosong milik Poniman. "Saya curiga perut anak saya semakin besar. Saya langsung mengecek dengan test pack. Ternyata hasilnya positif," kata ibu, Jum’at (7/7).
Poniman yang merupakan warga Manding, Sabdadi, Bantul. Sedangkan lokasi pencabulan di Sumberagung, Jetis, Bantul, DIY, Januari lalu. Bahkan menurut pengakuan anaknya, dilakukan sepuluh kali. "Sudah dilaporkan ke polisi. Guru itu tidak ditahan, hanya dimutasi ke sekolah lain. Ini membahayakan dunia pendidikan," kata Juru Bicara JPW Baharuddin Kamba.
Wina, kini menyita telepon seluler milik anaknya, sejak 18 Juni lalu. Ternyata dia mendapat pesan singkat dari guru BK itu, isinya kurang lebih ''ojo ngasi ngerti wong, positif wae karo sek tak omongke wingi. Nek ra aku trimo mati mbangane jeneng sekolahan dadi elek' (jangan sampai tahu orang lain. Positif saja dengan yang aku beritahu kemarin. Kalau tidak aku mending mati daripada nama sekolah jelek)”.
Bahkan, guru itu juga meminta, agar A mengatakan bahwa yang menghamilinya Rio, asal Magelang, Jawa Tengah. Cerita fiktif itu, untuk mengelabuhi orang tua korban. Padahal, Rio hanya nama rekaan guru cabul itu. "Kami minta polisi mengusut dan menjerat dengan pasal berat," kata Wina.
Kepala Polisi Bantul, Ajun Komisaris Besar Polisi Imam Kabut Saryadi, menerima laporan itu. Kini polisi sedang menyelidiki. "Masih penyelidikan. Soal suka sama suka, belum bisa kami gali. Tunggu kalau sudah penyidikan," kata dia. MUH SYAIFULLAH