TEMPO.CO, Jakarta - Sejarawan Universitas Gadjah Mada Djoko Soekiman meninggal, hari ini, Jumat, 7 Juli 2017, pukul 14.48 WIB. Ia menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta.
Jenazah Djoko Soekiman akan dimakamkan besok, Sabtu, 8 Juli 2017, di pemakaman keluarga Universitas Gadjah Mada di Sawitsari, Condongcatur, Depok, Sleman. Tapi sebelumnya disemayamkan di Balairung, Gedung Pusat, UGM.
"Akan disemayamkan dan disalatkan di Balairung, Sabtu besok, jam 13.00 WIB," kata Iva Aryani, juru bicara Universitas Gadjah Mada, Jumat, 7 Juli 2017.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM, Wening Udasmoro, menyampaikan bela sungkawa. "Kami berduka, Indonesia kehilangan salah satu sejarawan terbaik," kata Wening.
Djoko Soekiman meninggal di usia 85 tahun. Semasa hidupnya, guru besar sejarah itu dikenal sebagai sosok yang santun.
Bertepatan dengan peringatan ulang tahunnya ke-80 pada 23 September 2011, Djoko Soekiman meluncurkan buku berjudul Kolonialisme, Kebudayaan, dan Warisan Sejarah. Peluncuran buku tersebut dilakukan di Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Djoko Soekiman pernah menjadi Kepala Museum Sonobudoyo. Ia merupakan sejarawan yang ahli di bidang gaya industrial dan arsitektur kuno. Ia menggeluti sejarah kesenian, khususnya seni rupa. Ia juga pernah menjadi dosen ASRI yang kini menjadi Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
MUH SYAIFULLAH