TEMPO.CO, Kupang - Seorang wartawan media online, Bernadus Saduk, melaporkan Bupati Rote Ndao Lens Haning ke Polda Nusa Tenggara Timur, Jumat, 7 Juli 2017. Pelaporan itu terkait intimidasi yang dialami saat melakukan peliputan pada acara Hari Ulang Tahun (HUT) Rote Ndao.
Tidak hanya Bupati, Berandus juga melaporkan Camat Rote Barat Laut Elias Tallomanafe yang dinilai telah menganiaya. Bernadus didampingi kuasa hukumnya Fransisco Besie cs. Laporan itu diterima Kepala Siaga II SPKT Polda NTT Ajun Komisaris Jamaluddin dengan nomor polisi, STTL/B/225/VII/2017/SPKT.
Baca: Wartawan NET TV Dipukul dan Diludahi Saat Liput Banjir Kemang
Setelah membuat laporan, Bernadus langsung divisum karena kakinya mengalami luka akibat penganiyaan yang dilakukan staf Bupati Lens Haning.
Fransisco Bessi menyayangkan sikap kasar Lens Haning terhadap kliennya karena yang bersangkutan seorang kepala daerah. "Harusnya masalah ini bisa diselesaikan secara baik-baik," katanya.
Menurut dia laporan terhadap Bupati, Camat serta Sekretaris Dinas Penanaman Modal Daerah dan Perijinan itu merupakan sebuah bentuk pembelajaran kepada seluruh masyarakat.
Simak: Jurnalis RMOL Mengaku Diintimidasi Pegawai Kementerian PUPR
"Kami tidak main-main terhadap kasus ini atau hanya mengumbar sensasi di media sosial, tapi langkah ini merupakan bentuk protes keras terhadap segala tindakan kekerasan terhadap wartawan," ujarnya.
Saat dikonfirmasi Tempo, Lens Haning mempersilakan Bernardus melapor ke polisi. Menurut Lens wartawan yang menulis bahwa dia tidak disambut warga saat menghadiri pembukaan pacuan kuda di Rote adalah wartawan abal-abal. "Periksa saja, dia wartawan atau bukan. Bawa kartu persnya ke saya kalau dia wartawan," ujarnya.
Lens juga mempertanyakan perusahaan pers tempat pelapor bekerja yang belum miliki dasar hukum. "Saya sudah tanyakan ke polisi, katanya lembaga itu tidak jelas," ujarnya.
Lihat: Jurnalis Kalsel: Usut Anggota Brimob Pengancam Wartawan Antara
Sebelumnya pada perayaan HUT Rote Ndao pada 2 Juli 2017, Lens Haning menarik Bernardus yang dinilainya menulis berita tidak benar pada acara pacuan kuda di daerah itu. Media online itu menulis tentang tidak diterimanya Bupati Rote Ndao secara adat oleh warga.
Bupati memanggil seluruh stafnya melalui mikrofon bahwa dia telah menangkap wartawan yang menulis berita bohong. Para staf berdatangan dan berkumpul bersama Bupati. Dua staf Bupati langsung melayang pukulan dan tendangan kepada korban.
YOHANES SEO