TEMPO.CO, Jakarta - Mulai Selasa pekan ini, 4 Juli 2017, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memulai rangkaian kunjungan kerjanya ke Turki dan Jerman selama lima hari. Dan, menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Presiden Joko Widodo akan menggunakan momen tersebut untuk menyebarkan pesan-pesan kontra terorisme (counter terrorism).
"Counter terrorism akan menjadi fokus bahasan dalam rangka kunjungan kenegaraan," ujar Menlu Retno Marsudi saat dicegat di kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 3 Juli 2017, terkait rencana lawatan Presiden Jokowi pekan ini.
Baca juga:
Selebaran Bernada Ancaman, Baiat Kepada Al-Baghdadi Bukan Jokowi
Di Turki, masalah counter terrorism akan disampaikan usai Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dan pembahasan perihal perdagangan di Ankara, ibu kota Turki. Rencananya, hal itu akan disampaikan pada tanggal 6 Juli nanti di mana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan turut serta.
Sebagai catatan, isu terorisme belum sepenuhnya lepas dari Turki. Turki kerap menjadi jalan keluar masuk orang-orang yang ingin ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS (Islamic State of Iraq dan Syria), salah satu organisasi teroris besar di dunia. Malah, data terbaru menunjukkan bahwa ada 1000 lebih WNI yang sudah menyebrang ke Syriah dan akan kembali ke Indonesia melalui Turki.
Baca pula:
Jokowi: Trending Topic Media Sosial Bisa Bentuk Opini Publik
Sementara itu, untuk kegiatan di Jerman, Presiden Joko Widodo akan menyampaikan pesan-pesan counter terorrism pada sesi retreat G20 yang digelar di Hamburg. Menurut Retno, Preside Joko Widodo akan memegang posisi pembicara utama soal counter terrorisme dalam sesi tersebut.
"Total ada lima sesi yang akan Presiden Joko Widodo ikuti dan salah satunya terkait terorisme," ujar Retno menegaskan.
Ditanyai apakah Presiden Joko Widodo juga akan menyinggung masalah terorisme di hadapan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang diagendakan bertemu dengannya, Retno menyampaikan bahwa ada banyak hal yang dibahas dalam pertemuan itu. Oleh karenanya, kata ia, tak tertutup kemungkinan masalah counter terorrism ikut dibicarakan.
"Pertemuan dengan Donald Trump adalah pertemuan bilateral, jadi yang akan dibahas adalah urusan-urusan bilateral yang lebih luas dari sekadar bicara soal counter terrorism," ujar Retno melengkapi.
Dengan menjadi pembicara soal counter terrorism di G20 nanti, maka hal itu menjadi pengalaman yang kesekian kalinya untuk Presiden Jokowi. Tahun lalu, ia juga menjadi pembicara utama soal counter terrosim di G20 yang digelar di Turki. Dan, momen itu terjadi tak lama setelah serangan teror ke Paris.
ISTMAN MP