TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Muda Muhammad Syaugi mengatakan kotak hitam (black box) helikopter Basarnas yang jatuh di Temanggung, Jawa Tengah, sudah ditemukan. Selanjutnya, alat tersebut akan diperiksa pihak yang berwenang agar penyebab jatuhnya helikopter tersebut dapat diketahui.
"Sudah ketemu. Kami gerak cepat, kami kerahkan semua SAR Semarang untuk mencari korban dan black box," katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 3 Juli 2017, terkait dengan helikopter Basarnas yang jatuh di Temanggung.
Baca juga: Sebelum Jatuh, Helikopter Basarnas Pantau Arus Mudik
Syaugi menuturkan, hingga saat ini belum diketahui penyebab kecelakaan helikopter tersebut karena banyak hal yang sebenarnya baik, misalnya cuaca. Menurut data yang ia dapatkan dari BMKG, cuaca di sekitar lokasi saat kejadian cukup baik untuk melakukan penerbangan.
Selain itu, kondisi pesawat, menurut Syaugi, sangat layak terbang. Kondisi pilot, kata Syaugi, juga dinilai mumpuni untuk menerbangkan pesawat tersebut. "Namun kondisi di lapangan kan kami tidak tahu seperti apa," ujarnya.
Syaugi menjelaskan, setelah mengurus dan menyerahkan kedelapan korban kepada keluarga, pihaknya segera mencari tahu penyebab kecelakaan helikopter tersebut. "Kami masih selidiki, kami perlu meneliti kotak hitam dan memeriksanya," ucapnya.
Helikopter jenis Dauphin milik Basarnas jatuh di kawasan Gunung Butak, Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Helikopter tersebut rencananya bertolak ke Banjarnegara untuk membantu proses evakuasi letusan Kawah Sileri di kawasan Dieng.
Kedelapan penumpang helikopter Basarnas yang menjadi korban tersebut berasal dari unsur TNI dan anggota Basarnas. Kedelapan jenazah korban selesai dievakuasi dari lokasi kejadian sekitar pukul 03.00 dan secara bertahap dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Temanggung, kemudian ke Rumah Sakit Bhayangkara, Semarang, sebelum akhirnya diserahkan kepada keluarga.
DIKO OKTARA
Video Terkait:
Suasana Duka Selimuti Pelepasan 8 Jenazah Korban Jatuhnya Helikopter Basarnas