TEMPO.CO, Samarinda - Kematian puluhan kambing dan ayam di Kelurahan Lempake, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, membuat resah warganya. Ahad, 2 Juli 2017 ini, sekitar 400 warga masuk hutan untuk memburu pembunuh hewan-hewan ternak mereka yang diduga dilakukan hewan buas.
"Sasaran ratusan warga menyisir hutan dan perbukitan adalah hewan liar seperti anjing liar atau kucing hutan dan sejenisnya mengingat hewan ternak warga mati tidak wajar yang diduga pelakunya hewan liar," kata Camat Samarinda Utara Samsu Alam di Samarinda, Ahad, 2 Juli 2017 setelah melepas ratusan warga Lempake menyisir kawasan hutan. Mereka dilepas dari halaman Masjid At-Taqwa RT 19. Sementara hutan dan perbukitan yang disisir tersebar di 14 RT, yakni kawasan RT 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 42, 43, 37, 36, 30.
Baca juga:
Ratusan Warga Masuk Hutan Buru Pembunuh 43 Kambing dan 24 Ayam
Menurut Samsu, kematian 43 ekor kambing dan 24 ayam potong milik warganya tidak wajar. “Hewan-hewan ternak itu sebelumnya tidak sakit, tiba-tiba mati,” katanya. Sementara prakiraan bekas gigitan hewan liar juga masih diragukan karena jika hewan liar baik ular, serigala, kucing hutan maupun jenis hewan liar lainnya, menurut Samsu, tidak demikian cara membunuhnya.
"Kalau ular pasti ditelan dan tidak meninggalkan bangkai, kalau anjing hutan atau kucing hutan atau hewan buas lainnya, pasti ada bekas gigitan, bahkan dicabik-cabik dan sebagian dagingnya dimakan. Ini tidak,” katanya.
Kematian puluhan kambing dan ayam warga di Samarinda tersebut, menurut Samsu, misterius. “Karena tidak ada bekas digigit, tiba-tiba ternak mati hanya meninggalkan bekas luka kecil seperti untuk menghisap darahnya saja," kata Samsu.
Kambing dan ayam yang mati tersebut berubah menjadi lebih kurus seolah darahnya dihisap oleh pembunuhannya, sementara secara keseluruhan tidak ada daging yang dimakan sehingga hal inilah yang menjadi pertanyaan warga karena masih misterius. Apakah ada semacam 'vampir' yang memangsa hewan-hewan ternak mereka dengan hanya menyedot darahnya saja?
"Kami sudah koordinasi dengan bagian kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Samarinda. Untuk hasil pasti penyebab kematian hewan ternak masih dalam uji laboratorium, namun dugaan sementara, itu bukan bekas gigitan hewan," kata Samsu.
S. DIAN ANDRYANTO I ANTARA