INFO JABAR - Sebanyak 36.000 personel gabungan terlibat dalam pelaksanaan operasi Ramadniya 2017. Personel gabungan ini merupakan unsur kepolisian, TNI, kementerian, hingga jajaran Pemerintah Daerah.
Rinciannya, dari 36 ribu personel ini 21 ribu di antaranya merupakan pasukan Polda Jawa Barat dan 15 ribu personel berasal dari instansi terkait lainnya. Pasukan ini akan bekerja 16 hari ke depan.
Baca juga:
"Mereka akan disebar ke seluruh daerah di Jawa Barat, khususnya akan fokus di tiga posko pengamanan untuk titik kemacetan yaitu Cipali, Palimanan, dan Nagreg," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada Apel Gelar Pasukan Operasi Ramadniya yang dihelat oleh Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat di depan Gedung Sate, Jl. Diponegoro Kota Bandung, Senin, 19 Juni 2017.
Menurut Aher, sapaan akrab gubernur, apel tersebut sengaja digelar sebagai kesiapan Polri dan TNI, serta personel gabungan lainnya dalam menghadapi pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1438 H.
"Siap mengawal pelaksanaan Idul Fitri, siap mengawal, mengamankan mudik dan arus balik, siap mengawal dan mengamankan pasokan sembako," kata Aher usai menjadi pembina upacara pada apel tersebut.
Baca juga:
"Termasuk siap mengamankan keadaan, supaya tetap aman, tentram, kondusif, harmonis dalam rangka Idul Fitri 1438 Hijriah."
Sementara itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Polisi Anton Charliyan mengatakan, pihaknya akan fokus pada tiga hal, yaitu masalah kemacetan, kecelakaan, dan distribusi pangan atau sembako. Di Jawa Barat ada 16 titik rawan kecelakaan, diantaranya di Puncak dan Cadas Pangeran.
"Untuk distribusi sembako kita ada Satgas Penegakan Hukum dan juga ada Satgas Preventif, dengan mengadakan operasi pasar murah. Kerjasama Pemda, Polri, Bulog, dan instansi pemerintah. Dengan pasar murah diharapkan harga-harga bisa terkendali jelang Idul Fitri," kata Anton usai upacara.
Dalam amanatnya yang dibacakan oleh Gubernur Ahmad Heryawan, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menekankan, agar seluruh personel memberikan pelayanan secara all out. Personel harus fokus pada titik rawan kecelakaan dan rawan macet, terutama pada puncak arus mudik yang diprediksi akan terjadi pada H-2 Idul Fitri dan puncak harus balik pada H+5 Idul Fitri.
"Untuk itu, saya tekankan kepada seluruh jajaran untuk bekerja secara optimal. Fokus utama dalam menjaga kestabilan harga pangan, pemeliharaan kamtibmas yang kondusif, serta keamanan dan kelancaran arus mudik dan arus balik dapat dilakukan secara berimbang," kata Tito dalam amanatnya.
Operasi terpusat Ramadniya Tahun 2017 akan dilaksanakan selama 16 hari dengan melibatkan total 187.012 personel dari kepolisian, serta dibantu stakeholder terkait, mulai dari lementerian/lembaga, unsur TNI, hingga jajaran Pemda.
Pada pelaksanaan Operasi 2016 lalu, jumlah lakalantas mengalami penurunan sebesar 72 kasus (2,36%) jika dibandingkan dengan 2015, begitu pula dengan korban meninggal dunia yang juga menurun sebanyak 88 jiwa (13,62%).
Namun data gangguan Kamtibmas pada operasi tahun 2016 meningkat sebesar 233 kasus (13,89%) jika dibandingkan dengan tahun 2015. Angka kejahatan secara umum juga naik sebesar 164 kasus atau sebesar 10,98%.(*)