Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Yogya, Acara Syawalan Disiapkan Warga Kristiani

image-gnews
Djaduk Ferianto di Padepokan Seni Bagong Kussudiarja, Yogyakarta. Dok. TEMPO/Suryo Wibowo.
Djaduk Ferianto di Padepokan Seni Bagong Kussudiarja, Yogyakarta. Dok. TEMPO/Suryo Wibowo.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia yang tercerai berai karena sentimen agama pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta membuat sebagian orang prihatin dan berinisiatif menggelar sejumlah kegiatan yang menggambarkan kerukunan.

Umat Kristiani RT 06, Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul, menjadi panitia persiapan syawalan di desa itu. Penduduk menjadikan lapangan voli dusun itu sebagai tempat syawalan. Umat Kristiani menyiapkan peralatan untuk acara, seperti meja dan kursi. Mereka juga menghidangkan makanan dan minuman.

Djaduk Ferianto, seniman kondang Yogyakarta yang juga warga RT 6, Kembaran, Tamantirto, Kasihan, ikut dalam acara tersebut. Djaduk yang beragama Katolik tak canggung berbaur dengan umat Islam saat syawalan berlangsung. Ia mengatakan tradisi syawalan sudah berlangsung lama di lingkungan tempat tinggalnya.

Intoleransi yang mencuat akhir-akhir ini mendorong penduduk mengekpresikan kegundahan mereka dengan kegiatan-kegiatan, yang menggambarkan kerukunan. "Kami ingin mempertegas tentang Kebhinekaan Indonesia. Umat Kristiani dan umat Islam bahu-membahu, saling membantu menyiapkan syawalan," kata dia, Selasa, 27 Juni 2017.

Riuh persiapan syawalan terjadi sebelum salat Idul Fitri pada Minggu, 25 Juni 2017. Anak-anak muda dan bocah-bocah mengikuti malam takbiran. Pagi hari, setelah umat muslim selesai menunaikan salat Idul Fitri, umat Islam dan Kristiani berkumpul di lapangan voli. Mereka saling bersilaturahmi. Umat Kristiani mengucapkan selamat Lebaran. Umat Islam memberikan sambutan ketika syawalan berlangsung. "Indah sekali persaudaraan kami," kata Djaduk.

Menurut dia, harmoni antar umar beragama di Dusun Kembaran sudah berlangsung lama. Selama ini mereka hidup rukun dan tidak pernah ada konflik berlatar agama. Ketika Idul Fitri tiba, umat Kristiani membantu menyiapkan tradisi syawalan umat Muslim. Sebaliknya, ketika umat Kristiani merayakan Natal, umat Muslim pun membantu mereka. Umat Muslim ada yang menjadi petugas parkir di sekitar gereja di dusun itu.

Padepokan seni Bagong Kussudiarja yang berada di RT 05, bersebelahan dengan RT 06, telah menerapkan praktek toleransi sejak tahun 1968. Pada tahun itu, pusat tari Bagong Kussudiarja mementaskan sendratari kelahiran Yesus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang menarik, pemeran Yesus waktu itu adalah seorang muslim. Tahun 1980-an, sendratari itu dipentaskan ketika ada tur di Eropa di katedral. "Penontonnya terperangah karena pemerannya seorang muslim yang menjiwai karakter Yesus," kata Djaduk.

Ia mengatakan ayahandanya, Bagong Kussudiardjo pernah berperan sebagai imam salat dalam film berjudul Al Kautsar. Film ini menceritakan pemuda bernama Saiful Bachri (WS Rendra), seorang guru mengaji di pesantren Pabelan, Magelang, Jawa Tengah.

Bagong yang merupakan umat Kristiani tak canggung berperan sebagai imam saat salat bersama WS Rendra. Syuting film religi yang disutradarai Chaerul Umar itu berlangsung tahun 1977. Bagong melihat pesantren Pabelan Magelang sebagai pesantren yang bagus menerapkan toleransi.

Menurut Djaduk, Bagong terinspirasi dari pesantren itu saat mendirikan Padepokan Bagong. Pada Lebaran kali ini, Djaduk mengunggah foto ayahnya yang sedang bermain film mengimami WS Rendra yang sedang salat di akun Facebook-nya.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

2 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

5 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

16 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

20 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

40 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

46 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

48 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

53 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

56 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

22 Februari 2024

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.