TEMPO.CO, Jakarta - Khotbah yang disampaikan khatib Ikhsan Nuriansyah Bajuri saat salat Idul Fitri di Alun-alun Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Minggu lalu, 25 Juni 2017, masih membekas dalam ingatan jemaah yang mengikuti salat di tempat itu. Sebagian besar jamaah memilih membubarkan diri ketika khotbah masih berlangsung.
Sang khatib menyampaikan khotbah tentang kriminalisasi ulama serta menyinggung soal kasus penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Pantauan Tempo di lapangan, khatib juga menyinggung tentang aksi anti-Ahok yang berlangsung beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kisah Lebaran 2017, Pemuda Katolik Jaga Keamanan Perayaan Idul Fitri
"Materi khotbah tidak pada tempat dan waktu yang sesuai," kata Aswin, warga Gunungkidul yang ikut salat di Alun-alun, saat dihubungi Tempo, Selasa, 27 Juni 2017.
Tak sedikit warga Gunungkidul yang meluapkan kekecewaannya di akun media sosial setelah mendengarkan khotbah salat Idul Fitri di Alun-alun Wonosari. Tri Widiastuty, misalnya, dia menulis di akun Facebooknya, "Lebaran, gunungkidul, Bukan kutbah... kecewa. pidato Provokator. Parahhhh... Panitia.. haloo..."
Sutar, warga Gunungkidul yang lain, mengaku langsung melipat sajadah dan bergegas pergi saat khotib Ikhsan menyinggung soal Ahok. "Sudah tidak pas yang dibicarakan," ujarnya.
Kejadian yang terjadi di Alun-alun Wonosari sebenarnya sudah diantisipasi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Sehari menjelang penyelenggaraan salat Idul Fitri, Menteri Lukman mengimbau agar para khatib salat Idul Fitri mampu menjelaskan esensi dan hikmah hari raya.
Simak pula: Idul Fitri 2017, Jokowi Titip Salam untuk SBY ke Agus dan Ibas
Ia juga mengimbau agar para khatib menyampaikan ceramah dengan penuh kesantunan, sehingga perayaan Idul Fitri terasa khidmat. "Sepenuhnya pemerintah sangat meyakini bahwa khatib-khatib telah memiliki kedewasaannya untuk menyampaikan isi dan cara penyampaiannya dengan penuh kepatutan," ujarnya di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Sabtu, 24 Juni 2017.
RINA W. | AHMAD FAIZ