TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan akan berkunjung ke sejumlah tokoh-tokoh agama untuk mengajak umatnya bertata krama dalam menggunakan media sosial. Langkah ini dilakukan untuk memerangi hoax di media sosial.
"Setiap agama ada caranya masing-masing, tapi substansinya kami mengajak umatnya santun di media sosial," kata Rudiantara saat ditemui di kediaman dinas menteri, kompleks Widya Chandra, Jakarta, Ahad, 25 Juni 2017.
Rudiantara menuturkan akan menemui uskup-uskup yang ada di Indonesia pada Agustus 2017 nanti, karena di bulan itu rencananya akan ada pertemuan para uskup di Jakarta. "Setelah itu saya akan menemui pendeta, biksu dan pemimpin agama lainnya."
Pemerintah, kata Rudiantara, akan mengajak para tokoh agama untuk menggencarkan sosialisasi akan pentingnya menjaga tingkah laku di media sosial. "Kami mengajak agar bisa dituangkan menjadi sesuatu yang bisa gencar disosialisasikan," ucap Rudiantara.
Rudiantara mengungkapkan langkah ini juga untuk menggerakkan seluruh lapisan masyarakat melawan hoax. "Agar semua lapisan masyarakat bergerak, tidak hanya pemerintah."
Menurut Rudiantara apa yang dilakukannya bertujuan untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan. Sehingga Idul Fitri ini bisa dijadikan momentum meningkatkan persatuan dan kesatuan antar masyarakat di Indonesia.
Rudiantara melihat belakangan hoax, fake news, dan konten-konten pemecah belah persatuan semakin banyak. Karena itu, sosialisasi pengunaan media sosial terus digencarkan, meski sebenarnya sudah dilakukan sejak 2015.
Beberapa waktu lalu, Majelis Ulama Indonesia atau MUI mengeluarkan fatwa hukum dan pedoman dalam beraktivitas di media sosial atau muamalah medsosiah. Peluncuran Fatwa MUI Nomor 24 Tahun 2017 ini dilakukan oleh Ketua Umum MUI Maruf Amin dengan memberikannya secara simbolik kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Pihak MUI menyatakan peluncuran fatwa ini sebagai bentuk keprihatinan MUI terhadap maraknya konten media sosial yang negatif.
DIKO OKTARA