TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, mengatakan awal Juni 2017, tim Detasemen Khusus Antiteror 88 menangkap tiga orang yang diduga merencanakan pengeboman di Medan. Pada saat kejadian penyerangan di Markas Polda Sumatera Utara, dinihari tadi, polisi pun menelusuri apakah pelaku berhubungan dengan terduga teroris yang ditangkap itu.
Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian di Istana menyatakan kedua pelaku penyerangan itu berhubungan dengan 3 terduga teroris. Berikut identitas mereka:
1. Berinisial RA alias Abu Fatin bin Nasril, 32 tahun. Pria kelahiran Medan ini ditangkap pada Selasa, 6 Juni 2017 sekitar pukul 10.00 WIB di depan pom bensin Jalan Sisingamangaraja XII, Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan Medan Amplas, Medan. Polisi menduga RA termasuk anggota kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah Medan. Dia diduga bergabung dengan kelompok itu dan merencanakan aksi teror dengan mensurvei Markas Komando Brigade Mobil Sumatera Utara.
Dia juga diduga menerima donasi untuk penggalangan dana dengan nama kegiatan Baitul Mal. Dia menggunakan rekening BCA atas nama Ahmad Sukri, pelaku bom bunuh diri Kampung Melayu, Jakarta.|
Baca:Pelaku Teror Polda Sumut Ternyata Pernah ke Suriah
2. AAG alias Abu Yaqub, 47 tahun. Dia bekerja sebagai pelatih bela diri, ditangkap bersamaan dengan RA. Dia juga diduga anggota kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah Medan dan diduga merencanakan aksi teror dengan mensurvei Markas Komando Brimob Sumatera Utara.
3. J alias Abu Ilham bin M. Daud, 41 tahun. Dia ditangkap di depan Pasar Titipapan, Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Medan Deli, Medan, sekitar pukul 13.30 WIB, Selasa, 6 Juni 2017. Pria yang bekerja sebagai wiraswasta ini juga diduga anggota kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah Medan dan diduga merencanakan aksi teror dengan mensurvei Markas Komando Brimob Sumatera Utara.
Baca: Polisi Tangkap Empat Orang Terkait Teror Polda Sumut
Pelaksana harian Kepala Bagian Penerangan Satuan Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Sulistyo Pudjo Hartono, mengatakan polisi adalah salah satu target dari teroris karena polisi kerap menghalang-halangi kegiatan mereka. "Karena mereka selalu ditangkap polisi," kata Pudjo kepada wartawan di Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Minggu, 25 Juni 2017.
REZKI ALVIONITASARI