TEMPO.CO, Jakarta - Pos penjagaan pintu keluar Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara di Medan diserang dua orang pada Minggu dinihari, 25 Juni 2017. Serangan ini diduga atas imbauan Bahrun Naim, otak serangan bom dan penembakan di Jakarta, Januari tahun lalu.
“Mereka diminta untuk amaliah,” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Negara Republik Indonesia Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di Markas Besar Polri, Minggu, 25 Januari 2017. “Kalau tidak punya bom, pakai senjata apa saja untuk menyerang.”
Baca: Kapolda Sumut Sebut 2 Penyerang Pos Jaga Sebagai Teroris
Menurut Setyo, ada dua pelaku yang menyerang pos polisi itu. "Dua orang melompat pagar di penjagaan Polda Sumatera Utara, kemudian menyerang salah satu pos," kata dia.
Di markas Polda Sumatera Utara, Setyo menjelaskan, ada tiga pos. Pos satu ada di pintu masuk kendaraan. Pos dua untuk kendaraan VIP. Sedangkan pos tiga ada di pintu keluar. Tiga pos itu sudah ditutup sejam malam.
Menurut Setyo, pos tiga seharusnya dijaga empat petugas. Namun, dinihari tadi dua orang lain sedang berpatroli. Satu di antara dua polisi yang sedang berjaga di pos, Aiptu Martua Sigalingging, sedang tidur.
Baca: Teror di Polda Sumut, Aiptu Martua Sedang Sakit Saat Diserang
Dua pelaku penyerangan kemudian melompat pagar dan menyerang pos itu. Salah satu penyerang, kata Setyo, diduga menusuk Aiptu Martua dengan senjata tajam. “Aiptu Martua gugur,” kata dia.
Satu anggota yang berjaga lainnya, Brigadir E. Ginting, lantas berteriak ke arah polisi-polisi Brigade Mobil. Mereka kemmudian mengejar pelaku melepaskan tembakan. Satu pelaku tewas di tempat dan satu lagi diketahui kritis.
Setyo mengungkapkan, pada 6 Juni 2017 lalu Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror sebenarnya sudah menangkap tiga orang yang diduga sebagai teroris yang diduga merencanakan penyerangan di Medan. "Kalau rekan-rekan mencermati ada tiga orang yang ditangkap dan ini terbukti ada dua orang lagi langsung menyerang ke Polda Sumatera Utara," ujarnya kepada wartawan.
Menurut Setyo, Polri sedang menyelidiki jaringan pelaku penyerangan ini. “Densus 88 sedang menindaklanjutinya. Mereka belum mendapatkan identitas pelaku karena satu masih kritis,” ujarnya.
Rezki Alvionitasari