Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gubernur NTB Zainul Majdi Safari Dakwah 3 Kampus di Yogyakarta

image-gnews
Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi. ANTARA FOTO/Kemenlu-Suwandy
Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi. ANTARA FOTO/Kemenlu-Suwandy
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Selama dua hari, Sabtu - Ahad, 17-18 Juni 2017, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi melakukan safari dakwah di tiga kampus se Yogyakarta.

Setelah di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Kalijaga dan Universitas Gajah Mada, Ahad petang, 18 Juni 2017 kemudian Zainul Majdi berada di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Zainul Majdi yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) yang juga doktor tafsir AL Qur'an alumni Universitas AL Azar di Kairo dalam tausiyahnya di hadapan ratusan jama’ah civitas akademika di Masjid Al Mujahidin UNY mengatakan agama diturunkan pada hakekatnya membawa pesan untuk menghadirkan keadilan dan mencegah kedzoliman. ''Kalau ajaran agama sudah betul-betul masuk dalam hati dan diamalkan maka segala kedzoliman itu dengan sendirinya akan mampu dicegah, '' katanya.

Baca juga:

Di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Gubernur NTB Bicara Radikalisme

Suatu bangsa yang ingin menciptakan keadilan dan menjauhkan kezholiman, maka ajaran agama harus diamalkan dengan baik dan rasionalitas kolektif harus ditumbuhkan.

Gubernur dari Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan di Pancor Lombok Timur ini menguraikan empat unsur penting untuk menghadirkan keadilan dan mencegah terjadinya kedzoliman. Pertama adalah rasionalitas atau akal. Dengan akal budinya, manusia akan mampu mengolah dan membedakan hal-hal mana tentang kebaikan dan hal-hal mana terkait dengan keburukan. “Kalau suatu bangsa atau suatu masyarakat ingin menciptakan keadilan dan mencegah kedzoliman maka rasionalitas kolektif harus ditumbuhkan,” ujarnya.

Baca pula:

Di Masjid UGM Yogyakarta, Zainul Majdi: Pemuda di Titik Sentral

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, adalah religiusitas atau agama. Menurut Tuan Guru Bajang TGB), agama selalu mengajarkan tentang kebaikan atau rasionalitas. Ia menjadi penuntun umat manusia untuk selalu berlaku adil dan bertindak di atas nilai-nilai moral yang baik atau berakhlakul karimah. Kalau ajaran agama sudah betul-betul masuk dalam hati dan diamalkan maka segala kezoliman itu dengan sendirinya mampu dicegah.

Dan ketiga adalah adanya kekuasaan atau kepemimpinan yang efektif. Lalu kapan itu lahir? Tuan Guru Bajang mengatakan, kekuasaan atau kepemimpinan yang efektif akan lahir jika ada kepercayaan dari masyarakat. Oleh karena itu, keteladanan dalam kepemimpinan sangat diperlukan untuk menghadirkan keadilan. “Dan yang keempat adalah ketidakmampuan berbuat dzolim,” kata dia.

Selain tentang spirit agama, dalam tausiyah Tuan Guru Bajang juga menyampaikan pentingnya ilmu atau pengetahuan. Menurutnya, ilmu pengetahuan itu juga menjadi parameter dan bagian dari ketaqwaan. Orang dihormati tidak semata-mata karena kekuasaan, tapi juga karena ilmu.

Oleh karenanya, cinta pada ilmu, kata Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, adalah sesuatu yang sentral dan merupakan bagian dari membangun peradaban. Ia pun mengajak para jamaah yang hadir saat itu untuk terus mengapresiasi ilmu pengetahuan dan kebaikan-kebaikan. Para mahasiswa yang menjadi bagian civitas akademika diminta terus belajar dan tidak menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

SUPRIYANTHO KHAFID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

13 jam lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

11 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

15 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

35 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

41 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

43 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

48 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

51 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

56 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.


Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

59 hari lalu

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.