TEMPO.CO, Jakarta -Malam lailatur qadar atau atau yang sering disebut sebagai malam seribu bulan menjadi malam yang paling dinanti oleh umat Islam pada sepuluh hari terkahir Ramadan. Namun, malam kebaikan seribu bulan tersebut tidak semua dirasakan oleh umat Muslim di dunia. Hanya mereka yang terpilih bisa merasakan pengalaman spiritual yang tidak bisa tersebut.
“Umumnya, bagi mereka yang mendapatkan malam lailatul qadar tahu bahwa mereka mendapatkan kebaikan tersebut,” Seorang tokoh agama, Sholeh Mahmoed Nasution atau yang akrab disapa Ustad Solmed kepada Tempo, Sabtu, 17 Juni 2017.
Baca juga:
Saji Maleman, Keraton Kasepuhan Menyambut Lailatul Qadar
Menurut Solmed, lailatul qadar merupakan sebuah pengalaman spiritual yang dirasakan secara pribadi oleh seseorang. Dalam satu masjid, ketika orang-orang tengah berdiam diri sambil beribadah, tidak semua jemaah bisa merasakan kemuliaan lailatul qadar.
Beberapa tanda yang biasa dirasakan oleh orang yang mendapatkan kemuliaan seribu bulan, misalnya suasana malam itu terasa sejuk dan tidak panas. Kemudian, mereka biasanya merasakan suasana bulan yang lebih syahdu dari biasanya. Bahkan sampai orang berpikir, karena suasana sejuk justru membuat mereka tertidur.
Baca pula:
Lailatul Qadar, Masjid Salman Siap Tampung Seribu Jemaah
Solmed bercerita, pernah ada seorang ulama dari Sumatera Utara ketika mengambil wudhu, ia letakkan sorbannya di atas sebuah batang pohon. Namun, ulama tersebut rupanya lupa mengambil sorban tersebut. Saat pagi hari, sorban ulama itu telah berada di atas sebuah pohon kelapa. “Pada saat malam itu, pohon merunduk pada lailatul qadar. Tidak semua orang bisa menikmati,” ujar Solmed.
Pengalaman spiritual tersebut biasanya dirasakan tidak biasa bagi mereka yang mendapatkan kemuliaan lailatul qadar. Biasanya, mereka akan tahu bahwa mereka mendapatkan kebaikan itu. “Ada tanda tersendiri yang Allah kasih kepada mereka,” ujar Solmed menambahkan.
Kebaikan lailatul qadar, kata Solmed, tidak hanya dirasakan bagi mereka yang tengah ber-itikaf di masjid. Kemuliaan itu biasanya dirasakan saat sedang berbuat baik pada malam hari. Kebaikan seribu bulan bisa dirasakan orang yang sedang mengaji atau berdizikir di kamar sendiri.
“Bagi mereka yang punya waktu terbatas untuk ber-itikaf, banyak jalan untuk mendapatkan malam lailatul qadar. Yang terpenting adalah hidupkan malamnya dengan beribadah hingga terkantuk atau tertidur,” ujar Solmed.
LARISSA HUDA