INFO MPR - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan (MPR) Mahyudin menyatakan persetujuannya untuk mencoba rencana pemerintah menerapkan sekolah lima hari. Menurutnya, segala keputusan yang diambil pasti akan menghasilkan pendapat yang setuju dan tidak. “Segala keputusan yang diambil di Indonesia selalu menghadirkan pro dan kontra, termasuk rencana sekolah lima hari,” ujarnya di Jakarta, Jumat, 16 Juni 2017.
Dia menilai kebijakan sekolah lima hari sebagai hal bagus meski ada saja pihak yang menolak. Menurutnya, konsep sekolah lima hari itu bagus karena anak-anak juga telah menjalani sekolah Senin hingga Jumat. “Anak saya sekolah lima hari, prestasi dan nilainya bagus,” tuturnya.
Menghadapi pro dan kontra tentang sekolah lima hari, dia mengusulkan agar model itu diterapkan lebih dulu di perkotaan. “Dicoba di daerah perkotaan, tidak harus sekaligus serentak di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Selain dicoba di daerah tertentu, menurut Mahyudin, jam sekolah tidak harus full day. “Mata pelajaran yang ada tidak harus dipadatkan,” tuturnya.
Untuk melihat praktik sekolah lima hari, dia menyarankan masyarakat melihat sekolah-sekolah yang sudah menerapkan serta hasilnya bagus dan sukses. “Sekolah itu selanjutnya bisa menjadi contoh dan bisa dilakukan,” katanya. (*)