Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pabrik Fesyen Label Ivanka Trump di Subang Bantah Berita Guardian

image-gnews
Putri Presiden AS Donald Trump, Ivanka Trump menghadiri KTT W20 di Berlin, Jerman, 25 April 2017. Ivanka menjadi wakil AS dalam pertemuan KTT Pemberdayaan Perempuan tersebut. Michael Kappeler/dpa via AP
Putri Presiden AS Donald Trump, Ivanka Trump menghadiri KTT W20 di Berlin, Jerman, 25 April 2017. Ivanka menjadi wakil AS dalam pertemuan KTT Pemberdayaan Perempuan tersebut. Michael Kappeler/dpa via AP
Iklan

TEMPO.CO, Subang - Manajemen PT Buma Apparel Industry, perusahaan milik Korea Selatan yang memproduksi fesyen berlabel Ivanka Trump (anak Presiden Amerika Serikat Donald Trump), membantah pemberitaan The Guardian edisi Rabu, 14 Juni 2017. Dalam berita The Guardian, PT Buma Apparel disebut memberi upah murah serta melakukan buruh secara diskriminatif.

"Semua isi pemberitaan The Guardian itu tidak benar. Itu hanya political issue saja," kata perwakilan Humah Resources Development PT Buma Apparel Industry, Ikram Martajumda, menjelaskan berita soal pembuatan fesyen label Ivanka Trump saat ditemui Tempo di kantornya Jalan Raya Desa Kaliangsanga, Kecamatan Purwadadi, Subang, Kamis, 15 Juni 2017.

Ia tak menampik bahwa perusahaanya pernah memproduksi merek fesyen Ivanka Trump berupa jenis baju atasan dan dress melalui buyer G III. "Itu hanya berlangsung tahun 2016 saja, sekarang mah sudah off," kata Ikram.

Berhentinya produksi fesyen label Ivanka Trump tersebut, ujar Ikram, karena standarnya tinggi dan hasilnya banyak yang dinyatakan cacat. Dari pada perusahaan merugi terus, kata Ikram, order merek Ivanka Trump dihentikan.

Ikram juga menyatakan tak ada investasi dari Ivanka yang ditanamkan di perusahaan yang berbasis di Korea Selatan dan mulai beroperasi di Subang sejak tahun 2008 tersebut. "Sesen pun tidak ada," ucapnya.

Ikram juga menepis ihwal tudingan upah buruh murah di perusahaannya. Sebab, standar pengupasan di pabriknya sama dengan perusahaan lainnya yakni mengikuti aturan Upah Minimum Kabupaten (UMK). "Karena UMK di Subang tahun ini ditetapkan sebesar Rp 2,3 juta per bulan, ya perusahaan kami bayar sebesar itu," tuturnya.

Ikram menegaskan pendapatan per bulan sebanyak 2-3 ribuan karyawan tetap dan karyawan kontrak di perusahaanya bisa lebih besar dari UMK jika dihitung dengan hasil upah lemburnya. "Rata-rata bisa sampai Rp 4 jutaan," kata Ikram.

Menurut dia, jika dibandingkan dengan nilai upah buruh di Cina, mungkin kecil. Tapi, kalau disetarakan dengan India dan Bangladesh atau perusahaan garmen lainnya di Subang, mungkin nilai upah buruh di perusahaannya sudah termasuk bagus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perusahaan juga mengklaim memberikan jaminan kesehatan dan hak-hak dasar karyawan lainnya, seperti cuti haid dan melahirkan. Semuanya berjalan normatif. Tidak ada aturan yang dilanggar. Kalau ada yang mengajukan cuti haid diberi waktu dua hari dan yang cuti hamil tiga bulan.

Ihwal adanya tudingan 400 ratusan karyawan kontrak yang diberhentikan secara sepihak, Ikram juga menepisnya. "Kalau yang masa kontraknya habis kemudian kami tidak perpanjang, apa itu melanggar aturan? Kan enggak," katanya.

Dalam waktu hampir bersamaan juga diakui ada sebagian karyawan yang mengundurkan diri dan diluluskan oleh perusahaan. Tetapi, yang mengundurkan diri itu pun tetap diberi "uang pisah" nilainya antara Rp 9 hingga Rp 15 jutaan sesuai usia kerjanya. "Kurang gimana baiknya perusahaan kami," ucapnya.

Ikram juga meyakinkan bahwa di dalam perusahaan tersebut terdapat dua serikat pekerja yakni KASBI dan FSPSI. Tetapi, tidak semua karyawan masuk menjadi anggota kedua serikat pekerja itu. "Yang jadi anggota dua serikat sebagian kecilnya saja," ungkapnya.

Ikram juga memastikan bahwa narasumber yang diwawancarai The Guardian terkait pabrik pembuat label Ivanka Trump bukan karyawan yang bekerja di perusahaannya. "Kami enggak percaya yang diwawancara itu karyawan kami. Apalagi hanya nama samaran dan sama sekali nggak ada namanya," kata Ikram.

NANANG SUTISNA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

15 jam lalu

Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berunjuk rasa dengan para pendukungnya pada acara
Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani


Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

4 hari lalu

Kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump pada  malam pemilihan pendahuluan presiden New Hampshire, di Nashua, New Hampshire, AS, 23 Januari 2024. REUTERS/Mike Segar
Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.


Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

11 hari lalu

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pergi setelah konferensi persnya, menjelang KTT NATO, di Vilnius, Lithuania, 10 Juli 2023. REUTERS/Yves Herman
Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih


Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

14 hari lalu

Foto kombinasi Joe Biden dan Donald Trump. REUTERS/Jonathan Ernst
Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.


Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

16 hari lalu

Joe Biden dan Donald Trump dalam debat kandidat Presiden AS, 23 Oktober 2020.  REUTERS/Jim Bourg/Pool
Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.


Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

17 hari lalu

Foto kombinasi Joe Biden dan Donald Trump. REUTERS/Mark Makela dan Tom Brenner
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.


Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

17 hari lalu

Donald Trump dan Joe Biden. REUTERS/Jonathan Ernst/Brian Snyder
Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?


Top 3 Dunia: Donald Trump Ingatkan Israel Soal Gaza hingga Netanyahu Ngambek

20 hari lalu

Kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump pada  malam pemilihan pendahuluan presiden New Hampshire, di Nashua, New Hampshire, AS, 23 Januari 2024. REUTERS/Mike Segar
Top 3 Dunia: Donald Trump Ingatkan Israel Soal Gaza hingga Netanyahu Ngambek

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 26 Maret 2024 diawali oleh mantan presiden AS Donald Trump memperingatkan warga Israel soal Gaza


Top 3 Dunia; Donald Trump Optimis Bisa Menangkan Pemilu Presiden

29 hari lalu

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Top 3 Dunia; Donald Trump Optimis Bisa Menangkan Pemilu Presiden

Top 3 dunia, Donald Trump yang sangat percaya diri bisa memenangkan pemilu presiden Amerika Serikat sampai menyampaikan kalimat sesumbar.


Joe Biden Meledek Mental Donald Trump Tak Cocok Jadi Presiden

29 hari lalu

Pendukung Presiden AS Donald Trump berunjuk rasa menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden, di tengah wabah penyakit virus corona (Covid-19), di Tokyo, Jepang 20 Januari 2021. [REUTERS / Issei Kato]
Joe Biden Meledek Mental Donald Trump Tak Cocok Jadi Presiden

Joe Biden meledek Donald Trump dengan menyebutnya sudah tua dan tak cocok mentalnya untuk menjadi presiden Amerika Serikat