TEMPO.CO, Bandung - Pengelola jalan tol harus menyediakan sebanyak-banyaknya uang receh untuk kembalian pembayaran kepada pelanggan pada musim mudik Lebaran. Masalahnya, tak mudah mendapatkan uang receh. Pengelola Jalan Tol Purbaleunyi harus berjibaku mencari uang receh sedikitnya Rp 1 miliar setiap hari untuk satu gerbang pembayaran.
“Per hari Rp 1 miliar, recehnya saja. Itu untuk uang kembalian,” kata Kepala Cabang Jalan Tol Purbaleunyi PT Jasa Marga Setia Budi di Bandung, Kamis, 15 Juni 2017. Uang yang disediakan itu terdiri atas semua pecahan, yaitu Rp 100, Rp 200, dan Rp 500. “Paling banyak Rp 500.”
Baca: Mudik Lebaran Lewat Jalan Tol, Pengguna E-Toll Dapat Diskon Gede
Menurut Budi, mendapatkan uang receh tidak mudah. Ia mengerahkan semua penanggung jawab setiap gerbang jalan tol mengumpulkan uang receh. Ada yang berburu ke toko, ke pedagang pasar, ke kasir stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), dan masih banyak lagi.
“Tiap gerbang itu biasanya punya kantong penukaran. Bisa ke pabrik kecap, segala macam kami tempuh. Seluruh sumber daya diupayakan,” kata Budi sembari menambahkan sebaiknya pengguna jalan tol beralih ke transaksi elektronik.
Baca: Pantau Arus Mudik Lebaran 2017, Jasa Marga Pasang Alat Canggih
Budi menjelaskan, saat ini PT Jasa Marga tengah mendorong pengguna jalan tol bertransaksi secara elektronik atau menggunakan e-Toll. Caranya, Lebaran ini pengelola jalan tol memberikan diskon bagi pembayaran dengan e-Toll. “Diskonnya 20 persen untuk semua jalan tol Jasa Marga, dari H-3 sampai H+2, kemudian H+4 sampai H+6,” ujarnya.
Pembayaran tersebut diharapkan dapat menekan penggunaan uang receh dan memperkecil waktu antrean di gerbang jalan tol. “Transaksinya bisa 3 detik, kalau manual bisa sampai 8 detik," kata Budi. Faktanya, saat ini sedikit pengguna jalan tol yang mau bertransaksi lewat kartu elektronik itu.
“Di Purbaleunyi sendiri bahkan baru 20 persen di Jakarta sudah tinggi. Kami harapkan bisa 50:50. Mencari uang receh untuk kembalian itu enggak mudah, Rp 1 miliar per hari pecahan Rp 100 sampai Rp 500."
AHMAD FIKRI