TEMPO.CO, Malang -Wakil Rektor 1 Universitas Brawijaya (UB) Malang Prof Kusmartono menegaskan sekolah-sekolah yang meloloskan siswanya dalam tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), namun tidak melakukan registrasi tidak akan mendapatkan sanksi dari kampus bersangkutan.
"Tidak, tidak ada sanksi bagi sekolah bersangkutan karena bisa saja peserta tersebut diterima pada pilihan kedua atau ketiga. Saya rasa peserta yang lebih memilih di kampus lain sebagai pilihan kedua atau ketiga, sehingga tidak mendaftar ulang SBMPTN di kampus pilihan pertama atau sebaliknya, itu sudah biasa," kata Prof Kusmartono di Malang, Jawa Timur, Kamis, 15 Juni 2017.
Baca : Setelah SBMPTN, Universitas Andalas Buka Jalur Seleksi Mandiri
Oleh karena itu, lanjutnya, sekolah-sekolah yang siswanya lolos SBMPTN dan tidak melakukan daftar ulang atau registrasi, tidak perlu khawatir karena tidak ada sanksi dari kampus di mana peserta SBMPTN diterima.
Berbeda dengan peserta yang diterima melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau jalur undangan. "Kalau siswa yang diterima di PTN melalui jalur SNMPTN dan yang bersangkutan tidak mendaftar ulang, baru dirumuskan kebijakan selanjutnya, yakni tahun depan indesnya dikurangi," kata Kusmartono.
Baca Juga:
Simak : SBMPTN 2017, Bangku Bidikmisi Unair Masih Kosong untuk 312 Orang
Oleh karena itu, katanya, pihaknya akan mengumpulkan data siswa dan sekolah yang tidak validasi untuk kepentingan pengiriman surat terkait siswanya yang diterima melalui jalur undangan dan tidak emlakukan daftar ulang. Implikasinya, untuk penentuan rumus tahun depan. Indeks kelolosan sekolah tersebut bisa dikurangi.
Lebih lanjut, Kusmartono mengatakan rata-rata peserta yang lolos SBMPTN dan tidak melakukan registrasi rata-rata sekitar 10 persen, kecuali untuk Program Studi Kedokteran, Akuntansi dan beberapa Program Studi ang banyak peminatnya. Peserta yang diterima di Program Studi tersebut biasanya 100 persen daftar ulang, kecuali karena sakit.
Jumlah pendaftar di UB secara keseluruhan, baik jalur SNMPTN dan SBMPTN sekitar 200 ribu orang dan yang diterima hanya 10 ribu orang, sehingga rasio keketatan persaingan untuk mendapatkan kursi sebagai mahasiswa UB, 1 banding 20 orang. Namun, yang paling ketat persaingannya masih di Fakultas Kedokteran (FK).
Baca juga : Gagal SBMPTN, Ini Kesempatan Terakhir Masuk Unhas Makassar
Menyinggung pendaftaran jalur mandiri, setelah pengumuman SBMPTN, Kusmartono mengatakan dibuka pada Rabu, 14 Juni 2017 hingga 8 Juli 2017 mendatang. Ada tiga komponen untuk penerimaan jalur mandiri tersebut, yakni nilai saat mengikuti SBMPTN, nilai Ujian Nasional (UN) dan nonakademik. "Nonakademik ini dari berbagai prestasi yang telah diraih peserta sebagai juara di tingkat nasional, provinsi atau kota, seperti juara MTQ atau lainnya," ujarnya.
ANTARA