INFO NASIONAL - “Kami mendukung peningkatan hubungan ekonomi, terutama perdagangan. Sejak 22 Januari 1960, Indonesia dan Kuba membuka hubungan bilateral,” ujar Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Oesman Sapta. Hal iru disampaikan Oesman saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar (Dubes) Kuba untuk Indonesia, Nirsia Castro Guevara, di ruang kerjanya, Senayan, Jakarta, Kamis, 15 Juni 2017. Oesman didampingi Ketua Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD Haripinto Tanuwidjaja dan Sekretaris Jenderal DPD Sudarsono Hardjosoekarto.
Pembukaan hubungan bilateral dimulai saat Presiden Sukarno melakukan lawatan bersejarah ke Havana. Lawatan tersebut membuka pintu gerbang hubungan kedua negara. “Kerja sama erat antarkedua negara telah terjalin lama,” kata Oesman. Kepada Dubes Kuba, Oesman mengajukan permintaan khusus di bidang olahraga. “Oesman meminta Kuba bisa terus membantu Indonesia dalam mengembangkan metode pelatihan kepada atlet tinju dan voli. Kuba dikenal sebagai negara yang melahirkan banyak atlet berkualitas di cabang olahraga tersebut.
Selain itu, Oesman menyinggung pencalonan Indonesia sebagai anggota lembaga-lembaga dunia di bawah PBB dan forum-forum internasional, seperti Organisasi Maritim Internasional di London dan Mahkamah Maritim Internasional di Den Haag. Menanggapi hal tersebut, Dubes Kuba menyatakan akan senantiasa memberikan dukungan kepada pemerintah Indonesia di forum-forum internasional.
Dalam kesempatan itu, Castro Guevara mengungkapkan, selama 57 tahun hubungan bilateral Indonesia-Kuba, banyak peluang memperkuat dan memperluas hubungan diplomatik kedua negara. “Saya berharap kita melakukan lebih banyak upaya,” ujarnya. Pemerintah Kuba membuka tangan dengan lebar untuk investasi asing, terutama Indonesia. “Sebab, hubungan ekonomi kita masih sangat lemah,” tuturnya. Indonesia diharapkan dapat membuka investasi di bidang industri kertas di Kuba. (*)