TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia tetap berkomitmen pada Kesepakatan Paris (Paris Agreement) untuk mengurangi emisi gas-gas rumah kaca yang menjadi penyebab perubahan iklim. Langkah ini diambil ditengah sikap Amerika Serikat yang mundur dari kesepakatan tersebut.
"Indonesia tetap pada Paris Agreement," kata Kalla di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis, 15 Juni 2017. Kalla mengatakan seusai menerima kunjungan Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet, Duta Besar Jerman untuk Indonesia Michael von Ungern-Sternberg, dan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend.
Kunjungan para duta besar itu dilakukan untuk memastikan komitmen Indonesia soal Paris Agreement dan mengkonkretkan rencana aksi mitigasi perubahan iklim. Termasuk mengurangi deforestasi hutan, khususnya hutan di Kalimantan Timur.
Menurut Kalla, komitmen Indonesia pada Paris Agreement tetap berlanjut meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik diri dari kesepakatan. Meskipun tanpa Amerika, Kalla meyakini pelaksanaan Paris Agreement tetap ada hambatan.
"Baik dalam carbon trading atau apapun, pasti ada masalah-masalah," kata Kalla.
Dia mengatakan komitmen Indonesia pada Paris Agreement sudah lebih maju. Contohnya, dalam pekan depan bakal ada persetujuan-persetujuan baru dengan Kalimantan. Persetujuan itu terkait soal pengelolaan hutan sesuai dengan prinsip-prinsip Paris Agreement.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan dukungan internasional pada Indonesia diberikan pada kegiatan-kegiatan di provinsi-provinsi yang relatif maju, misalnya Kalimantan Timur.
"Nah ini sudah ada rintisan-rintisannya bagaimana caranya dari operasi ataupun implementasi di Paris Agreement ini," kata Siti.
AMIRULLAH SUHADA