TEMPO.CO, Mataram- Peringatan malam Nuzulul Quran yang berlangsung di Islamic Center Nusa Tenggara Barat (IC NTB), di Mataram, Rabu 14 Juni 2017, dihadiri Imam Besar asal Lebanon Syekh Khalid Barakat yang melantunkan doa dan Guru Besar Universitas Al Azhar Kairo Syekh Muhammad Nasr Addusuqi Al- Abbani menyampaikan tausiah. Qalam Ilahinya disuarakan oleh Qari terbaik internasional di Thailand pada 2017 asal Bima, NTB Budiman Hasan,
Peringatan Nuzulul Quran diawali dengan pertunjukan seni musik Islami dan kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya dipadati ribuan warga di halaman selatan IC NTB. Warga ada yang kecewa karena Aa Gymnastiar tidak jadi datang. Walaupun sebelumnya selesai salat Ashar sempat diumumkan ketidakhadirannya.
Baca juga:
Presiden Jokowi Rayakan Nuzulul Quran di Istana Negara
Berbicara dibantu penerjemah, Guru besar Universitas Al Azhar Mesir Syekh Muhammad Nasr Addusuqi Al- Abbani menyampaikan pentingnya membaca dan mengamalkan Alquran. Ia mengatakan Alquran tidak semata-mata untuk dibaca, tapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. "Maukah hadiri sekalian menjadi ahli Alquran, maka kita akan menjadi keluarga Allah SWT dan Rasulullah SAW," katanya.
Rasulullah dikutip pernah bersabda, sesungguhnya Allah SWT memiliki keluarga dari kalangan manusia, yakni ahli-ahli Alquran yang senantiasa membaca, menghapal, dan mengamalkan Alquran. ''Mereka itu adalah hamba-hamba spesial di sisi Allah SWT,'' ujarnya.
Baca pula:
Malam Nuzulul Quran, Istana Jokowi 'Diduduki' Para Santri
Menurutnya, Alquran menjadi penghilang karat yang ada di dalam hati manusia. Sesungguhnya hati manusia berkarat dengan dosa, Rasulullah menjawab banyak-banyak membaca Alquran dan mengingat Alquran sebagai penghilang karat-karat tersebut.
Adapun Gubernur NTB Tuan Guru Haji Muhammad Zainul Majdi mengajak warga untuk mengambil hikmah dari peringatan Nuzulul Quran. Peringatan Nuzulul Quran merupakan bukti kesyukuran atas diturunkannya Alquran. "Mudah-mudahan kita yang hadir, lahir batin menjadi bagian jadi umat alquran. Alquran itu membuka pintu kebaikan yang tidak ada batasnya," ucap Zainul Majdi yang populer dipanggil Tuan Guru Bajang (TGB).
Silakan baca:
Nuzulul Quran, Jokowi Bicara Kebinekaan dan Gebuk Komunisme
TGB menyebutkan bahwa Rasulullah SAW mengibaratkan Alquran seperti mata air yang tidak pernah mengering. TGB berharap, Alquran menjadi cahaya dan inspirasi bagi kita semu untuk bersikap, berucap, dalam melakukan apapun.
TGB mengingatkan, peringatan Nuzulul Quran juga menjadi momentum untuk belajar dan memaknakan Alquran dalam kehidupan sehari-hari. Menurut TGB, Alquran merupakan sumber apapun yang diperlukan dalam menjalani kehidupan, seperti menjadi pemimpin yang adil, pendidik yang baik, dan juga dalam kehidupan berbangsa. "Allah SWT mengingatkan bahwa keberagaman tidak boleh sebab kita jauh satu sama lain, tapi jadi lahan yang sangat subur untuk belajar hal yang baik," kata TGB.
Acara peringatan malam Nuzulul Quran ditutup dengan penampilan Raden Muhamad Samsudin Dajat Hardjakusumah atau lebih dikenal dengan Sam Bimbo.
SUPRIYANTHO KHAFID