INFO NASIONAL - Dalam rapat dengar pendapat Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) hari ini, Selasa, 13 Juni 2017, Ketua Komite II DPD Parlindungan Purba menilai hingga kini program zero accident milik pemerintah masih jauh dari sasaran.
Komite II DPD meminta pemerintah mempersiapkan arus mudik dan arus balik 2017 dengan baik. Sejumlah infrastruktur terkait dengan transportasi menjelang lebaran diharapkan dapat segera rampung. Selain itu, program pemerintah diharapkan dapat menekan jumlah kecelakaan lalu lintas sehingga masyarakat dapat mudik dengan lancar. Parlindungan meminta pemerintah melakukan antisipasi dalam menghadapi arus mudik Lebaran 2017 agar angka kecelakaan tidak meningkat.
“Belum tercapainya zero accident disebabkan masalah transportasi belum terselesaikan, terutama di darat. Angkutan lalu lintas perlu dibenahi untuk menghadapi arus mudik 2017 agar kejadian kemacetan pintu keluar jalan tol Brebes (Brexit) tidak terulang lagi,” katanya.
Terkait dengan tingginya angka kecelakaan, senator asal Lampung, Anang Prihantoro, mempertanyakan persiapan yang telah dilakukan Kementerian Perhubungan, mengingat selama ini jumlah kasus kecelakaan terus meningkat.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Puji Hartanto Iskandar mengatakan Kementerian telah menyusun strategi pelaksanaan mudik melalui koordinasi secara intens untuk meminimalisasi jumlah kecelakaan menjelang arus mudik Lebaran 2017. “Kementerian Perhubungan telah melakukan ramp check untuk transportasi darat serta inspeksi keselamatan kereta api, sarana udara, dan laut,” ujarnya.
Terkait dengan kepadatan saat arus mudik dan balik Lebaran 2017, Pudji menjelaskan, Kementerian telah menyusun beberapa program, seperti penambahan sarana transportasi berupa armada bus, kapal, dan frekuensi penerbangan. Pudji menambahkan, puncak mudik diperkirakan terjadi pada H-2 dan H-1 Lebaran. Sedangkan puncak arus balik terjadi pada H+5 dan H+6 Lebaran. “Salah satu cara untuk mencegah terulangnya kasus kemacetan di Brexit, kami akan alihkan kendaraan besar, seperti bus atau truk, ke Brebes Barat sehingga akan mengurangi jumlahnya di Brebes Timur,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna menjelaskan, untuk menghadapi mudik Lebaran 2017, Kementerian telah membangun beberapa jalan tol fungsional yang bisa digunakan saat arus mudik dan balik. Selain membuat jalan tol, Kementerian PUPR mendirikan rest area dan empat flyover yang dapat digunakan pada H-10 Lebaran.
“Kesiapan jalan tol fungsional pada 2017 yang utama ada di Brebes Timur-Weleri sepanjang 110 kilometer untuk menghindari kejadian seperti tahun kemarin. Selain di Jawa, ada di Sumatera sepanjang 65 kilometer. Seperti Bakauheni-Lematang sepanjang 5,03 kilometer atau Medan-Sei Rampah sepanjang 41,6 kilometer,” ucapnya. (*)