TEMPO.CO, Kupang - Locusta migratoria, atau lebih dikenal dengan nama belalang kumbara, menduduki Kota Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemerintah daerah berupaya memberantas penyebaran belalang kumbara di daerah itu.
Informasi dari warga Sumba Timur menyebutkan belalang kumbara masih beterbangan di Kota Waingapu dan menyerang tanaman sehingga membuat warga resah. Ribuan belalang itu beterbangan mengikuti arah angin dan menuju arah utara dan barat wilayah tersebut.
Baca: Berkerumun di Bandara Umbu NTT, Belalang Kumbara Cari Makan
"Kami terus koordinasikan untuk menanganinya. Belalang ini sudah beberapa tahun tidak muncul, tapi sekarang muncul lagi," kata Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya, Senin, 12 Juni 2017.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Nusa Tenggara Timur Yohanis Tay Ruba mengatakan telah mengirim satu ton pestisida ke Sumba Timur untuk memberantas belalang kumbara yang merusak tanaman pertanian. "Upaya yang kami lakukan adalah menyemprotkan pestisida untuk membasmi belalang tersebut," katanya.
Menurut dia, serangan belalang kumbara ini menyebabkan 1-2 hektare lahan pertanian milik warga di daerah itu mengalami kerusakan atau puso. "Tidak banyak tanaman yang rusak, hanya sekitar 1-2 hektare," ujarnya.
Simak: Belalang Serang Kupang Barat
Yohanis menuturkan telah mengirimkan pestisida dan peralatan pengendalian hama ke Sumba Timur untuk melakukan identifikasi. Dari identifikasi itu, diketahui bahwa sebenarnya populasi belalang kumbara sudah berkurang.
"Kami tetap lakukan pengendalian dan identifikasi di lapangan. Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan pestisida. Satu koloni bisa mencapai 500 ekor," ucapnya.
Lihat: Hama Belalang Mengancam
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Timur asal Sumba Kristin Pati meminta pemerintah tidak malu mengeluarkan status bencana belalang kumbara karena sudah meresahkan warga di Sumba. "Cepat mengambil sikap dengan menetapkan status bencana. Pemerintah jangan malu," tuturnya.
YOHANES SEO