TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan kemungkinan ada pertemuan lanjutan antara pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Pertemuan ini terkait dengan skema pengamanan laut menyusul krisis Marawi di Filipina selatan.
Kerja sama peningkatan keamanan kawasan, kata Arrmanatha, untuk mencegah milisi Maute dari Marawi. Langkah ini sempat dijajaki lewat pertemuan tingkat menteri luar negeri dan pemimpin militer ketiga negara di Yogyakarta, pada Mei 2016. Saat itu, fokus pemerintah masih pada penanggulangan perompak Abu Sayyaf.
Baca juga: Aman Abdurrahman Diduga Perintahkan Kombatan WNI ke Marawi
"Apabila dirasa perlu untuk ditingkatkan atau review, bisa saja ada pertemuan lagi, tapi saat ini baru implementasi dari kesepakatan yang sudah dicapai dulu," ujar Arrmanatha setelah jumpa pers di Gedung Kemlu, Pejambon, Jakarta, Jumat, 9 Juni 2017.
Implementasi yang dia maksud, yakni pelaksanaan patroli terkoordinasi antara militer ketiga negara. Dari pihak Indonesia, kesepakatan itu diterapkan oleh TNI Angkatan Laut.
Arrmanatha tak menampik kesepakatan tersebut bisa dikembangkan untuk menghadapi dampak pemberontakan milisi Maute yang terafiliasi ISIS di kota Marawi, Filipina Selatan. Negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mengkhawatirkan penyebaran kelompok tersebut ke wilayah lain usai terdesak oleh militer Filipina.
"Sedang kita jajaki, kita lihat bagaimana mengingat isu terorisme jadi perhatian semua negara termasuk kita," ujar Arrmanatha.
Menlu Retno L.P. Marsudi, menurut Arrmanatha, kerap berkomunikasi dengan menlu negara lainnya untuk membahas dampak terorisme seperti milisi Maute di Marawi. "Nanti kita lihat apakah mereka bisa mencari waktu untuk bertemu dan bahas secara khusus, saat ini saya tak tahu, tapi sedang jadi perhatian bersama."
YOHANES PASKALIS