TEMPO.CO, Blitar – Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf mengatakan dia tidak berupaya memborong dukungan partai dalam pencalonannya menjadi calon gubernur Jawa Timur periode 2018–2023. Gus Ipul, sapaannya, juga mengaku tidak berharap pemilihan gubernur nanti hanya memunculkan calon tunggal.
Ditemui setelah menghadiri peringatan Hari Lahir Pancasila di makam Bung Karno, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Gus Ipul mengatakan dia telah mendaftar di sejumlah partai sebagai calon Gubernur Jawa Timur.
Baca: Demokrat Bojonegoro Sebut Gambar AHY Bukan untuk Pilgub Jatim
“Terakhir kemarin saya mendaftar di PDIP,” kata Gus Ipul kepada Tempo, Selasa dinihari, 6 Juni 2017.
Kepada partai yang didekati, Gus Ipul telah menyampaikan gagasan dan rencana-rencana yang akan dilakukan jika kelak memimpin Provinsi Jawa Timur. Namun sejauh ini pembicaraannya masih bersifat informal dan belum mengerucut menjadi rekomendasi politik.
Baca: Pilgub Jatim, PDIP Surabaya Sodorkan Risma Lewat Jalur Khusus
Mengenai kehadirannya di makam Bung Karno bersama Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Senin, 5 Juni 2017, Gus Ipul menegaskan tidak ada pembicaraan khusus tentang pencalonannya ini.
Dia justru datang dalam rangka diminta mendampingi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Kiai Said Agil Siroj, yang menjadi penceramah dalam peringatan itu. “Tetapi saya senang bisa berkenalan dengan tokoh-tokoh PDIP di Jawa Timur,” kata Gus Ipul.
Selanjutnya, Gus Ipul akan menunggu dan mengikuti mekanisme di internal partai yang berlaku. Termasuk kebijakan partai untuk menerima pendaftaran dari calon lain.
Bagi dia, pelaksanaan pemilihan gubernur Jawa Timur harus berlangsung sehat dan kompetitif. Karena akan lebih baik jika dalam pemilihan nanti tidak terjadi calon tunggal. Gus Ipul berharap akan banyak putra daerah maupun kader partai yang bagus dan muncul dalam pemilihan mendatang.
Sedangkan imbauan para kiai untuk menjaga situasi pemilihan gubernur berjalan aman dan kondusif, Gus Ipul melanjutkan, ini tidak bermakna sebagai arahan agar pelaksanaan pilgub dilakukan dengan calon tunggal.
Mengenai perbedaan di internal Partai Kebangkitan Bangsa yang semula mencalonkan Halim Iskandar dan berubah menjadi Gus Ipul, dia mengklaim telah membangun komunikasi baik dengan Muhaimin Iskandar maupun Halim. Ini sesuai mandat para kiai.
Disinggung tentang langkahnya yang terkesan memborong partai, Gus Ipul dengan tegas membantah. Dia justru mengaku tidak memiliki sumber daya dan kekuatan untuk membeli semua rekomendasi partai. “Saya tidak punya sumber daya untuk memborong partai,” kata dia.
Megawati Soekarnoputri mengaku berhati-hati dalam memberikan rekomendasi calon kepala daerah. Dia menegaskan tidak mengambil keuntungan apa-apa dari rekomendasi itu. “Siapa pun yang nantinya didukung oleh partai dan mendapat rekomendasi, telah melalui pertimbangan yang matang,” katanya menegaskan.
Megawati juga menyatakan ada beberapa penilaian yang menjadi pertimbangannya dalam memberikan rekomendasi itu. Salah satunya adalah tidak memiliki hawa nafsu kuat atas kekuasaan.
Selain itu, Megawati akan menakar tingkat kematangannya untuk menduduki posisi tersebut. “Jadi kalau ada yang tidak mendapat rekomendasi, berarti memang belum waktunya,” katanya.
HARI TRI WASONO