TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama di Inggris Raya mengecam aksi teror yang terjadi di area London Bridge, London, Sabtu malam, 3 Juni 2017.
Ketua PCI Nahdlatul Ulama (NU) Inggris Raya Ahmad Ataka menilai aksi teror yang menyebabkan meninggalnya tujuh warga sipil ini tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam. "Serangan terhadap warga sipil, terutama di bulan suci Ramadan, bukan hanya tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam tapi juga termasuk dosa besar,” kata Ataka dalam pesan tertulisnya, Selasa, 6 Juni 2017.
Baca Juga:
Baca juga:
Teror Jembatan London, Penyerang Berteriak 'Ini untuk Allah'
Menurut Ataka, aksi ini justru menjadi justifikasi tindakan Islamophobia yang menyasar minoritas Muslim di barat dan terutama di London. Data The Metropolitan Police di London menunjukkan peningkatan insiden dan tindak kriminal Islamophobia sebanyak 69,64 perseb pada 2015 dan terus meningkat 16,84 persen di 2016.
Mantan Wakil Ketua Tanfidziyah PCI NU UK Didiek Wiyono menjelaskan, Islam justru menjadi korban atas aksi teror di London dan beberapa wilayah lain yang terjadi belakangan seperti di Kabul, Baghdad, dan Qatif.
Baca pula:
Indonesia Kecam Teror London
“Mungkinkah tindakan yang merugikan umat Islam dan merusak citra Islam itu dilakukan oleh oknum yang 'jernih' pemahaman agamanya? Fair-kah jika ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas aksi teror itu disebut (atau menyebut diri mereka) sebagai umat Islam atau kelompok jihad Islam?” kata Didiek
Didiek pun mengajak seluruh umat Islam untuk memerangi teror. Pihaknya juga siap bekerja sama dengan pemerintah dan warga Inggris untuk menyebarkan paham islam moderat dan ramah.
Silakan baca:
Teror London Tewaskan 6 Orang, Tiga Pelaku Ditembak Mati
Nahdlatul Ulama atau NU juga mendorong semua pihak untuk tetap tenang dan waspada serta melaporkan segala tindakan mencurigakan maupun terror kebencian kepada pihak berwenang.
Aksi teror penyerangan menggunakan van dan penusukan ini diduga dilakukan tiga orang yang telah ditembak mati di tempat oleh pihak kepolisian di sekitar lokasi kejadian.
Hingga kini, kepolisian masih menginvestigasi teror yang terjadi kedua kalinya dalam tiga bulan belakangan di ibukota Inggris Raya ini. Hingga kini, aparat belum merilis identitas dan motif penyerangan.
Meski teror ini melumpuhkan jalur bus dan kereta di pusat kota London selama akhir pekan lalu, warga tetap beraktivitas. Pantauan mata pada Minggu pagi, sejumlah turis juga tampak memadati area wisata di sekitar London Bridge seperti Tower Bridge dan Tower of London.
DESTRIANITA