TEMPO.CO, Kendari - Hujan yang terus mengguyur Kota Kendari hampir sepekan, tak hanya membuat ibu kota provinsi Sultra itu terendam, banjir juga menyebabkan tanah longsor di sejumlah lokasi.
Baca juga: Hujan Seminggu, Kendari Dikepung Banjir
Di Jalan Lasolo, Kecamatan Kendari Barat, longsor menimbun rumah salah seorang warga hingga menyebabkan penghuninya meninggal dunia pada Rabu siang, 31 Mei 2017.
Alma Alhusni, 16 tahun, meninggal di Rumah Sakit Santaana setelah mendapatkan perawatan pasca tubuhnya ditemukan tertimbun tanah. Informasi yang dihimpun dari warga setempat Fadil, saat hujan mengguyur, longsor seketika, menerjang rumah korban dan saat itu Alma masih tertidur di kamarnya.
"Kita tidak sangka juga bilang mau tanah longsor, soalnya tadi warga juga masih sibuk evakuasi korban banjir. Tiba-tiba ada suara gemuruh dari atas, ternyata ada rumah yang ditimbun tanah," ungkapnya.
Tim gabungan dari Search And Rescue (SAR) Kendari, Polda Sultra dan Brimob Polda Sultra yang berada di lokasi langsung mengevakuasi korban dan dilarikan ke RS Santa Anna Kendari. Namun sekitar pukul 12.00 Wita siang tadi, korban dinyatakan meninggal dunia.
Informasi yang dihimpun Tempo selain di Jalan Lasolo tanah longsor juga terjadi di Keluarahan Kemaraya, Kelurahan Tobuuha, Kekurahan Mandonga dan Puuwatu.
Data BMKG sejumlah daerah di Sultra termasuk Kota Kendari mengalami cuaca ekstrim dimulai sejak Rabu pagi tadi. Berdasarkan analisis meteorologis, terjadi peningkatan aktifitas pertumbuhan awan konvektif yang ditandai dengan banyaknya awan comulunimbus.
Baca: Walhi Sebut Tata Ruang Kota Jadi Penyebab Banjir di Kendari
"Kondisi ini dipicu oleh daerah belokan angin yang disertai perlambatan angin, serta didukung oleh kelembaban udara di lapisan atmosfer bawah hingga menengah. Serta pasokan uap air yang signifikan dari laut Banda," kata Staf BMKG Kendari Adi Istyono dalam release yang dikirim kepada Tempo.
ROSNIAWANTY FIKRI