Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perkuat Komitmen Kebangsaan dalam Bingkai Kebinekaan

image-gnews
Menjaga persatuan Indonesia adalah menjaga keragaman.
Menjaga persatuan Indonesia adalah menjaga keragaman.
Iklan

INFO NASIONAL - Sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri, para pendiri bangsa telah berjuang membangun konsensus bersama untuk memberikan “bangunan dan jiwa” dari negara yang akan lahir di Bumi Nusantara.

Setelah melalui dialog yang sangat panjang, akhirnya disepakati pondasi dasar negara yang baru lahir tersebut adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. Kesepakatan para pendiri bangsa itu disebut sebagai Empat Konsensus Nasional.

Saat ini, di tengah munculnya politik identitas, yang mengarah pada kontra ideologi bangsa, segenap masyarakat Indonesia diharapkan mampu melakukan penyegaran kembali untuk mengenali dan memahami landasan ideologi bangsa, yang akhir-akhir ini terasa mulai luntur, bahkan cenderung kehilangan makna.

Penegasan tersebut disampaikan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto dalam acara Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk “Upaya Pemerintah dalam Penegakan Empat Konsensus Nasional” di Gedung Stovia, Jakarta Pusat, Rabu, 17 Mei 2017.

Karena itu, Wiranto meminta masyarakat berperan aktif mengambil bagian menolak paham baru atau paham lain, yang akan menciptakan kekacauan ideologi, yang pada gilirannya membahayakan stabilitas keamanan, yang merupakan bagian penting dari keberhasilan pembangunan nasional.

Wiranto menjelaskan, penyebab munculnya radikalisme dan terorisme, selain akibat lingkungan global, euforia kebebasan yang berlebihan, dan penegakan hukum yang kurang kuat, juga sangat dipengaruhi disparitas ketimpangan sosial ekonomi yang belum terselesaikan.

Saat ini, menurut Wiranto, tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan sifatnya sudah multidimensi karena dapat bersumber dari ideologi, politik, ekonomi, dan sosial-budaya.

Terkait dengan hal itu, dengan melibatkan kementerian di bawah koordinasinya, Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan telah menyiapkan sejumlah program dalam rangka pemantapan empat konsensus dasar bangsa tersebut.

Terkait dengan kerukunan antar-umat beragama, Wiranto menjabarkan Kabinet Kerja, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai pemimpin nasional, memiliki komitmen kuat dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, terutama untuk membendung intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan empat konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus selalu dijaga, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Menurut Lukman, empat konsensus dasar bernegara tersebut memiliki ruang lingkup sangat luas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Sosialisasi terkait dengan empat hal ini penting dan harus senantiasa kita reaktualisasi karena kehidupan senantiasa berkembang dan dinamis," ujarnya.

Lukman menjelaskan, saat ini, sosialisasi konsensus itu memiliki tingkat urgensi makin tinggi karena masyarakat terus berkembang, terlebih di era globalisasi yang tanpa batas atau borderless seperti sekarang.

Tak hanya itu, Lukman menegaskan NKRI merupakan suatu keniscayaan bagi bangsa Indonesia. Meski terdiri atas latar belakang yang beragam, tapi Indonesia dapat bersatu. Karena itu, konsepsi Bhinneka Tunggal Ika adalah bagaimana keragaman disikapi dengan penuh kearifan.

"Menjaga persatuan Indonesia adalah menjaga keragaman itu sendiri. Sebab, keragaman adalah sunatullah. Keragaman tidak hanya untuk saling mengisi, tapi juga dapat menjadikan kita lebih arif dan memperluas perspektif," ucapnya.

Jika mengacu pada keempat pilar tersebut, sudah seharusnya masyarakat Indonesia tidak lagi mempermasalahkan perbedaan agama, ras, suku, golongan, kelompok, dan sebagainya. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.


Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam | Foto: KEMENKOMINFO
Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam


Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.


Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.


Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri


BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

(Ki-ka) Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan bersama sekitar 300 diaspora Indonesia yang hadir secara virtual dalam Acara Silaturahmi Daring Diaspora Indonesia, Sabtu (19/2/2021).
BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.


Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI
Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).


Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.


Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.


HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA
HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.