TEMPO.CO, Jayapura - Seribuan warga Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, mengikuti kirab kerukunan umat yang melibatkan berbagai perwakilan agama dan suku, Minggu, 28 Mei 2017.
Bupati Jayapura Mathius Awoitauw menuturkan kegiatan tersebut adalah bukti nyata bahwa warga di wilayahnya memiliki toleransi antar-umat beragama yang tinggi. "Kirab peduli kerukunan merupakan wujud komitmen kami untuk menjaga kerukunan dan persaudaraan," ujarnya di Jayapura, Ahad, 28 Mei 2017. (Baca: Ricuh di Jayapura, Kapolda Papua: Tak Ada Pembakaran Alkitab)
Ia menyatakan, meski beberapa waktu belakangan kerap muncul isu-isu negatif yang berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), warga Jayapura tidak tersulut dan tetap berkomitmen menjaga kerukunan. "Kami akan terus bersatu untuk melawan siapa pun yang merongrong Pancasila. Mudah-mudahan semangat ini terus berlanjut," kata dia.
Ketua panitia Kirab Peduli Kerukunan Marshal Suebu mengungkapkan kegiatan tersebut akan ditindaklanjuti dengan forum diskusi kelompok (focus group discussion/FGD), yang tujuan akhirnya adalah untuk memperkuat kerukunan antar-umat beragama.
"Peserta yang ikut kegiatan ini ada 1.500 orang. Setelah kegiatan ini, akan ada FGD untuk menyatukan pemikiran dan pemahaman," tuturnya.
Kirab peduli kerukunan dimulai dari Gereja Ebenhaezer dan diakhiri di Masjid Al-Aqsha Sentani dengan acara buka puasa bersama. Hadir dalam kegiatan tersebut, antara lain Danlanud Jayapura, Dandim 1701, Danyonif 751, Kapolres Jayapura, dan perwakilan tokoh agama dan suku.
ANTARA