INFO NASIONAL - Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sudarsono Hardjosoekarto menanggapi kabar dari Pukat UGM soal potensi kerugian negara hingga Rp 600 miliar terkait dengan kepemimpinan di DPD. “Dasar statement teman-teman Pukat itu apa? Didasarkan pada teori atau praktik empiris pengelolaan keuangan negara?” ujarnya.
Menurut Sekjen DPD, bila didasarkan pada teori, statement itu bisa dipahami karena Pukat UGM sedang mengkampanyekan pengelolaan APBN yang transparan dan akuntabel. “Terkait dengan hal itu, kami dukung. Semua kampus harus seperti itu,” katanya.
Namun, kata Sudarsono, kalau dasarnya praktik empiris pengelolaan keuangan negara, apakah Pukat UGM sudah memahami praktik pengelolaan APBN. “Lebih konkretnya, apakah teman-teman Pukat sudah memahami apa yang kami lakukan. Saya menyayangkan teman-teman Pukat hanya bicara dari balik meja kampus. Bicara keras tanpa data dan informasi yang akurat dan kredibel. Kalau teman-teman Pukat datang ke kami, tukar data, bahas fakta, kami yakin statement-nya pasti akan berbeda,” ucapnya.
Terkait dengan penggunaan anggaran kepemimpinan di DPD, Sudarsono menjelaskan, Sekretariat Jenderal DPD dan Sekretariat Jenderal MPR sudah duduk bersama untuk memetakan mana yang menjadi bagian pengeluaran DPD dan pengeluaran MPR supaya tidak ada duplikasi. “Kami juga duduk bersama dengan rekan Kementerian Keuangan dan BPK untuk memetakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Semua pengeluaran APBN harus seizin Kementerian Keuangan dan pasti diperiksa BPK,” tuturnya.
Berbicara pengelolaan keuangan negara pada posisi rangkap jabatan, Sudarsono menceritakan pengalaman konkret. “Pada 2005, saya menjabat tiga jabatan publik sekaligus, yaitu Dirjen Kesbangpol (dasar Keppres), penjabat Gubernur Jambi (dasar Keppres), dan pelaksana tugas Rektor IPDN (dasar Kepmendagri). Clear and clean dari pemeriksaan BPK dan yang lain,” ujarnya.
Sudarsono pun berpesan agar pengelolaan dan penggunaan APBN oleh Ketua DPD, yang sekaligus Wakil Ketua MPR, tidak perlu dikhawatirkan. “Saya mengimbau teman-teman Pukat UGM menyampaikan pendapatnya dengan data. Jangan memberi masyarakat informasi yang keliru,” katanya. (*)