TEMPO.CO, Jakarta - Syarikat Islam resmi menyelesaikan musyawarah kerja nasional (Mukernas) I, pada Ahad, 21 Mei 2017 lalu. Salah satu rekomendasi yang dihasilkan dalam mukernas itu adalah mengganti Hari Kebangkitan Nasional menjadi Hari Kebangsaan Indonesia.
Musyawarah Syarikat Islam itu menilai Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei, yang mengambil momentum berdirinya Boedi Oetomo perlu mendapatkan jalan keluar demi persatuan bangsa. Mereka menilai beberapa momentum dalam sejarah Syarikat Dagang Islam (SDI) yang kemudian menjadi SI, juga layak dipertimbangkan.
Baca juga:
Kesan Hamdan Zoelva Bertemu Raja Salman (1), Makna Mendalam
"Demi persatuan bangsa, Syarikat Islam mengusulkan agar peristiwa historis kelahiran SDI, 16 Oktober 1905, dicanangkan sebagai Hari Kebangsaan Indonesia," kata Ketua Panitia Mukernas Aulia Tahkim Tjokroaminoto, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 23 Mei 2017.
Selain mengganti Hari Kebangkitan Nasional, SI juga meminta merekomendasikan pemerintah untuk menguatkan kembali desa sebagai pusat pertumbuhan. Mereka menilai desa sebagai struktur pemerintahan yang bersentuhan langsung dengan denyut perekonomian rakyat, harus menjadi basis pengembangan ekonomi agar pemerataan tercapai.
Baca pula:
Hamdan Zoelva: Upaya PPI Membangun Toleransi
"Segala ikhtiar yang sudah pernah dicanangkan seperti program kredit ringan, lembaga keuangan mikro syariah, koperasi dan sebagainya hendaknya dikuatkan di pedesaan," kata dia.
Mukernas itu pun merekomendasikan kepada pimpinan pusat atau lajnah Tanfidziyah SI untk melaksanakan pendidikan dagang, budaya, dan politik atau siyasah. Hal-hal itu dinilai bisa membuat umat islam maju tanpa harus tercabut dari akar budayanya.
Rekomendasi terakhir ditujukan kepada Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan pimpinan cabang SI. Nereka diminta untuk mendirikan kantor dagang SI guna menjalankan program ekonominya. "Selain itu kantor tersebut akan menjadi pusat konsultasi ekonomi dan bisnis untuk para pemangku kepentingan di tempatnya masing-masing," kata Aulia.
Mukernas Syarikat Islam pertama itu berlangsung pada 19 hingga 21 Mei 2017. Keputusan Mukernas yang dihadiri oleh 250 peserta dari jajaran organisasi Syarikat Islam tingkat pusat hingga cabang. Mukernas yang dilaksanakan di Aula Graha Konstitusi, Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi, Cisarua, Bogor itu resmi ditutup oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat/Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam, Hamdan Zoelva.
EGI ADYATAMA