Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Akmil di Magelang Klaim Tak Lagi Menerapkan Kekerasan

image-gnews
Ilustrasi TNI AD. Tempo/Suryo Wibowo
Ilustrasi TNI AD. Tempo/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Magelang - Sistem pendidikan para taruna di Akademi Militer (Akmil) di Kota Magelang, Jawa Tengah, tidak lagi menerapkan kebiasaan kekerasan. Kepala Penerangan dan Humas Akmil Letkol Asep Kusman mengatakan Akmil Magelang lebih mengedepankan budaya asah, asih, asuh.

"Kami lebih mengedepankan sistem 'asah, asih, dan asuh' di antara kakak dan adik angkatan," katanya di Magelang, Sabtu 20 Mei 2017. (Baca: Kasus di Akpol Semarang, Psikolog: Kekerasan Asrama Harus Diputus)

Ia menjelaskan asah, yakni di antara para taruna saling mengasah dalam keterampilan, asih di antara mereka saling mengasihi atau menyayangi. Selain itu, asuh diterapkan dalam keluarga asuh yang menggunakan multisuku dan agama. Dalam keluarga asuh di asrama, dulu diterapkan satu suku. Namun sekarang mereka dicampur dari berbagai suku dan agamanya.

"Hal ini diberlakukan sejak mengacu pada kompetensi ganda, yakni militer dan akademik sejak tahun 2010," kata Asep Kusman.

Ia menuturkan budaya tersebut dikembangkan di Akmil dengan pangaruh positif yang cukup besar. Jika diketahui ada yang melakukan pemukulan atau kekerasan di antara taruna maka diberikan sanksi keras, yakni pemecatan. (Baca: Penganiayaan Taruna Akpol, Polda Jawa Tengah Periksa 35 Saksi)

Asep menambahkan, Akmil mengacu pada militer kelas dunia yang memperhatikan hak asasi manusia. "Sekarang perang bukan lagi seperti zaman Jepang dulu, kami mengacu ke PBB, karena selama ini TNI sering bergabung dengan pasukan perdamaian PBB," tutur dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia, hukum dan HAM sekarang menjadi panglima dan sekarang tidak ada lagi perbedaan gender. Itu sebabnya Akmil juga menerima taruni. "Kalau dalam sistem pendidikan ada kekerasan, bagaiamana nanti penerapannya di masyarakat," Asep berujar. (Baca: Di TKP Taruna Akpol Tewas, Polda Jateng Temukan Kopel dan Tongkat)

Akmil, ujar Asep, mendidik para taruna untuk menjadi pejuang, tentara profesional yang memiliki keahlian, dan Tentara Nasional Indonesia. "Perlu ditekankan mereka akan menjadi satu keluarga Tentara Nasional Indonesia sehingga tidak ada grup kesukuan dan mereka nantinya akan bertugas di seluruh pelosok Indonesia yang berbeda-beda suku dan agamanya, maka harus bisa membaur dan melindungi masyarakat di mana mereka bertugas nantinya," tutur Asep. (Baca: Taruna Akpol Meninggal, Akademisi: Evaluasi Konsep Pendidikannya)

Ia melanjutkan, Akmil perlu menjadi contoh sekolah "boarding school" yang lain. "Meskipun pendidikan militer, tidak ada budaya kekerasan," katanya.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Siswa SMA di Bogor Tewas Dibacok di Pasar Ciampea, Polisi Tangkap 3 Pelajar Sekolah Lain

3 Desember 2023

Ilustrasi penganiayaan
Siswa SMA di Bogor Tewas Dibacok di Pasar Ciampea, Polisi Tangkap 3 Pelajar Sekolah Lain

Kapolres Bogor menyatakan tidak akan membiarkan aksi jago-jagoan dan premanisme di wilayah hukum Kabupaten Bogor.


Bentrok 2 Kelompok Massa Terjadi di Muntilan, Begini Reaksi Bupati Magelang

16 Oktober 2023

Salah satu bangkai sepeda motor yang menjadi korban perusakan dalam bentrok dua kelompok di Muntilan, Kabupaten Magelang. ANTARA/HO-Polresta Magelang.
Bentrok 2 Kelompok Massa Terjadi di Muntilan, Begini Reaksi Bupati Magelang

Bupati Magelang Zaenal Arifin mengaku prihatin atas insiden bentrok atau gesekan dua kelompok massa di Muntilan.


Siswa SMPN 132 Cengkareng Tewas Terjatuh, KPAI Pertanyakan Pengawasan saat Jam Istirahat

11 Oktober 2023

Ruang kelas di lantai empat di SMPN 132 Cengkareng, Jakarta Barat, yang menjadi lokasi seorang murid jatuh dari lubang jendela ke jalanan di belakang sekolah pada Senin 9 Oktober 2023. (TEMPO/ALIFYA SALSABILA NOVANTI)
Siswa SMPN 132 Cengkareng Tewas Terjatuh, KPAI Pertanyakan Pengawasan saat Jam Istirahat

KPAI meminta transparansi dalam kasus tewasnya pelajar SMPN 132 Cengkareng, Jakarta Barat, akibat terjatuh


SMPN 132 Cengkareng Terapkan PJJ Usai Satu Siswanya Tewas Terjatuh

9 Oktober 2023

Ruang kelas di lantai empat di SMPN 132 Cengkareng, Jakarta Barat, yang menjadi lokasi seorang murid jatuh dari lubang jendela ke jalanan di belakang sekolah pada Senin 9 Oktober 2023. (TEMPO/ALIFYA SALSABILA NOVANTI)
SMPN 132 Cengkareng Terapkan PJJ Usai Satu Siswanya Tewas Terjatuh

Dinas Pendidikan DKI Jakarta melakukan pemulihan trauma dan menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) terhadap siswa SMPN 132 Cengkareng


Dua Pelajar Tewas Terjatuh, Heru Budi Minta Dinas Pendidikan Evaluasi Gedung-Gedung Sekolah

9 Oktober 2023

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono usai memberikan arahan kepada Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Balai Agung Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 6 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Dua Pelajar Tewas Terjatuh, Heru Budi Minta Dinas Pendidikan Evaluasi Gedung-Gedung Sekolah

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memerintahkan Dinas Pendidikan DKI untuk mengevaluasi gedung-gedung sekolah di Ibu Kota


Polisi Tunggu Konfirmasi Keluarga untuk Diperiksa Sebagai Saksi Kasus Anak SD Tewas Terjatuh di Jaksel

4 Oktober 2023

Penampakan sekolah yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) anak SDN 06 Pesanggrahan jatuh dari lantai 4, Rabu 27 September 2023. ANTARA/Luthfia Miranda Putri
Polisi Tunggu Konfirmasi Keluarga untuk Diperiksa Sebagai Saksi Kasus Anak SD Tewas Terjatuh di Jaksel

Polisi belum memeriksa keluarga anak SD tewas terjatuh dari gedung sekolah di Jakarta Selatan. Konfirmasi keluarga korban masih ditunggu.


Polisi Beberkan Rangkaian Peristiwa Sebelum Anak SD Tewas Terjatuh dari Lantai 4 Sekolah Jakarta Selatan

3 Oktober 2023

SDN Petukangan Utara 06 Pagi di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Rabu 27 September 2023. Sehari sebelumnya, satu murid di sekolah ini tewas setelah jatuh dari lantai 4. Tempo/Alifya Salsabila
Polisi Beberkan Rangkaian Peristiwa Sebelum Anak SD Tewas Terjatuh dari Lantai 4 Sekolah Jakarta Selatan

Polisi membeberkan rangkaian peristiwa yang terjadi sebelum SR, anak SD tewas terjatuh dari lantai 4 sekolah Jaksel, ditemukan tewas.


Disdik DKI Jelaskan Anak SD Tewas Terjatuh di Jaksel Bukan Bunuh Diri, Begini Kejadiannya

27 September 2023

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Disdik DKI Jelaskan Anak SD Tewas Terjatuh di Jaksel Bukan Bunuh Diri, Begini Kejadiannya

Anak SD tewas terjatuh di Jakarta Selatan bukanlah aksi bunuh diri. Begini kejadiannya.


Libur Panjang Akhir Bulan Mau ke Mana? 5 Wisata Kabupaten Magelang Selain Borobudur

12 September 2023

Jalan setapak dikelilingi pepohonan dan udara sejuk menunju puncak Gunung Tidar di Kota Magelang, Jawa Tengah. TEMPO | Rini K
Libur Panjang Akhir Bulan Mau ke Mana? 5 Wisata Kabupaten Magelang Selain Borobudur

Namun, selain Borobudur, Kabupaten Magelang juga memiliki beragam tempat wisata menarik yang patut dikunjungi.


Digelar Sejak 2009, Ini yang Membuat Festival Lima Gunung Bertahan hingga Kini

27 Agustus 2023

Sejumlah penari sanggar Ajisetyo Manunggal menampilkan tari Dayakan Rayung saat Festival Lima Gunung (FLG) XXII di Dusun Sudimoro, Baleagung, Grabag, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (25/8/2023). FLG XXII diselenggarakan oleh seniman petani Komunitas Lima Gunung (Merapi, Sumbing, Menoreh, Merbabu dan Andhong) diikuti oleh sedikitnya 79 kelompok seni dari berbagai daerah melibatkan 1.635 seniman dengan mengusung tema Kalis Ing Kahanan. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/hp.
Digelar Sejak 2009, Ini yang Membuat Festival Lima Gunung Bertahan hingga Kini

Festival Lima Gunung diadakan secara mandiri oleh seniman petani di Komunitas Lima Gunung, yakni Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh.