TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Hidayat Nur Wahid mendorong generasi muda Indonesia mempelajari ilmu politik dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hidayat menuturkan, banyak pertanyaan di benak generasi muda Indonesia, khususnya generasi muda Islam ihwal perlu tidaknya berkiprah di dunia politik. Pada saat yang sama, sebagian besar masyarakat memandang dunia politik itu kotor. "Faktanya, banyak pelaku korupsi berasal dari kalangan politik," kata Hidayat Nur Wahid pada Seminar Nasional "Bolehkah Berpolitik" di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) di Jakarta, Sabtu 20 Mei 2017. (Baca: Hidayat NW: Penghapusan Penistaan Agama Bisa Suburkan Komunisme)
Menurut Hidayat, banyak juga generasi muda yang khawatir akan terjabak pusaran arus dan tenggelam dalam kotornya dunia politik. Politik menjadi kotor, kata dia, karena yang mengotori adalah orang-orang yang memiliki niat buruk berkiprah di dunia politik.
"Dunia politik nasional saat ini menjadi pintu masuk untuk menjadi penyelenggara negara dan menduduki jabatan publik, sehingga orang-orang dari berbagai latar belakang berkiprah di dunia politik," tutur Hidayat.
Hidayat melanjutkan, berkiprah di dunia politik dengan niat yang baik, dapat membuat kebijakan yang mensejahterakan rakyat dengan prinsip keadilan. Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjelaskan, dalam catatan sejarah umat Islam berkiprah dalam pergerakan dunia politik Indonesia, bahkan pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. (Baca: Wakil Ketua MPR Sarankan RUU KPK Dicabut Saja dari Prolegnas)
"Intinya generasi muda wajib berpolitik, baik melalui jalur kampus seperti tergabung dalam kepengurusan BEM atau lainnya," tutur Hidayat. Berpolitik, ujar dia, bisa di jalanan dengan mengungkapkan ekspresi dari aspirasi masyarakat. Berpolitik juga bisa di jalur formal di parlemen baik daerah maupun pusat.
Menyikapi pandangan masyarakat bahwa dunia politik itu kotor, Hidayat menjelaskan, mestinya generasi Islam dan umat Islam bangkit dan mengoreksi anggapan masyarakat yang negatif terhadap politik dan kemudian mengubahnya menjadi positif. Kalau masyarakat terus beranggapan politik itu kotor, kata dia, maka selamanya generasi muda Indonesia yang berkualitas tidak akan berpolitik. Lantas, ujar Hidayat, politik kotor itu akan terus menghasilkan produk-produk kotor.
"Politik yang kotor akan menghasilkan praktik korupsi, penyelewengan amanah jabatan, kerusakan lingkungan, dekadensi moral dan lainnya. Apakah kita terima kondisi ini, tentunya tidak," kata Hidayat Nur Wahid. (Baca: Hidayat PKS: LGBT Jangan Dikriminalisasi, tapi Disembuhkan)
ANTARA