TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan tersebarnya malware jenis ransomware Wanna Decryptor atau WannaCry di banyak negara pada Jumat lalu merupakan fenomena dadakan. Hal itu tak mempengaruhi rencana pemerintah membentuk Badan Siber Nasional (Basinas).
"Tidak (dipercepat). Pembentukan (Basinas) sesuai proses dan prosedurnya. Kejadian itu (terkait WannaCry) kan dadakan," ujar Rudiantara saat ditemui di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta Pusat, Senin, 15 Mei 2017.
Baca :
Jawa Barat Matikan Jaringan 12 Jam untuk Cegah Serbuan Ransomware
Soal Ransomware WannaCry, Jusuf Kalla Kursus Kilat dengan Menkominfo
Pemerintah, kata Rudiantara, sudah menyorot isu keamanan siber sejak 2015 lalu. Dia mengakui pembentukan Basinas memakan waktu panjang. Namun, realisasinya akan dicapai dalam waktu dekat. "Sudah sampai paraf (tanda tangan). Saya sendiri sudah paraf draft Peraturan Presiden (Perpres)-nya, pekan lalu," tutur Rudiantara.
Menurut dia, Basinas yang dikoordinir oleh Kemenkopolhukam itu akan membuat negara lebih yakin menangani persoalan siber, dari soal pencegahan hingga perbaikan sistem.
Fasilitas Basinas sebelumnya sudah dinyatakan siap oleh Menkopolhukam Wiranto. "Lembaga yg ditunjuk sebagai embrio Basinas adalah badan (Lembaga) Sandi Negara supaya ada efisiensi. Jadi sudah ada kantor, sudah ada orang, sudah ada alat, tinggal kita tingkatkan," kata dia di kantornya pada Februari 2017.
Wiranto menegaskan bahwa Basinas akan diawaki anggota yang mumpuni di bidang IT. Basinas, kata dia, tak bisa diisi sembarang orang, lantaran harus menangani isu siber yang dinilai sensitif.
YOHANES PASKALIS