INFO PURWAKARTA - Anak-anak kelas IV SDN Ciwangi, Kecamatan Campaka, Purwakarta, Jawa Barat, itu, dengan suara lirih melantulkan syair riwayat kelahiran dan sanad atau silsilah keluarga Nabi Muhammad SAW.
Lalu dengan lancar dan bersemangat ia membaca kitab kuning "Safinatul Najjah" yang berisi pelajaran rukun islam dalam Bahasa Sunda halus.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang sengaja hadir memantau perkembangan program belajar dan kajian kitab kuning yang digulirkannya sejak pertengahan Februari 2017, di SDN Ciwangi itu, tampak tercenung, di depan kelas.
Sesekali, Kang Dedi mengernyitkan dahinya. Ia tak menyangka pelajaran mengaji kitab kuning yang lazim dipelajari di pesantren-pesantren tradisional itu, kini, bisa dipelajari dengan baik oleh anak-anak sekolah umum.
"Alhamdulillah, anak-anak tampak suka dan semangat mempelajarinya," ujarnya. Pelajaran kitab kuning yang di Jawa Barat disampaikan dengan Bahasa Sunda halus itu, sangat menyentuh hati anak-anak dalam upaya memperkokoh karakter mereka.
Baca Juga:
Kang Dedi, yakin, anak-anak yang mempelajari kitab kuning kelak ketika sudah beranjak dewasa akan memiliki akal budi yang baik kepada Tuhannya, orang tua, sesama dan orang lain dan tak akan gampang dipengaruhi oleh faham-faham islam radikal. "Sebab, aqidah dan karakter mereka sudah ajeg," ujarnya.
Pembelajaran kitab kuning memang dimaksudkan agar para pelajar dan generasi muda di daerahnya memiliki karakter kebangsaan dan nasionalisme serta keislaman yang benar dan kuat sehingga tak gampang dipengaruhi faham-faham radikalisme apalagi terorisme yang kini banyak disusupkan ke sekolah-sekolah atau layanan internet dan media sosial.
Devita Maharani, siswa kelas IV SDN Ciwangi, mengaku program kajian kitab kuning di sekolahnya tak mengganggu pelajaran yang dikurikulumkan. "Sama sekali nggak ada pengaruhnya," ujarnya.
Ia juga mengaku menikmati belajar kitab kuning tersebut. "Alhamdulillah jadi bisa baca dan nulis arab gundul," ujar Devita.
Program pembelajaran kitab kuning di kalangan siswa sekolah umum mulai dari SD hingga SMA dan sederajat di Purwakarta dilaunching oleh Rais Aam Nahdhatul Ulama (NU), K.H Maruf Amien.
Menurut Maruf, pembelajaran kitab kuning di sekolah umum akan melahirkan para intelektual yang nyantri atau agamis itu, merupakan yang pertama di Indonesia. Ia yakin, para intelektual yang santri akan lahir menjadi para pemimpin yang mumpuni. "Itu pasti," ujarnya.(*)