Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Mbah Ponco, Nenek Gunung Kidul Aktris Terbaik di ASEAN

image-gnews
Mbah Ponco dalam film Ziarah. Istimewa
Mbah Ponco dalam film Ziarah. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pagi itu Mbah Ponco Sutinem, 97, menyiangi tanaman jagung di ladang yang ada di samping rumahnya, Dusun Batusari, Desa Kampung, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Meski umurnya hampir seabad, namun tetap berkarya sebagai petani. Dia tidak ingin menyusahkan orang-orang dekatnya.

Namun siapa sangka, Mbah Ponco Sutiyem justru menjadi nominasi kategori aktris terbaik dalam ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017. Mbah Ponco membalikkan kesan penampilan aktris selama ini yang identik dengan gaya hidup glamor.

Baca: 200 Pemuda Palu Ikuti Program Satu Indonesia Awards  

Panitia ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017 mengumumkan pada Kamis 4 Mei 2017 malam di Kuching, Sarawak, Malaysia bahwa Mbah Ponco masuk nominasi aktris terbaik. Salah satu Film asal Indonesia karya Sutradara BW Purba Negara berjulul "Ziarah" masuk dalam beberapa nominasi yakni Best Film, Best Screenplay, Best Director, dan Best Actress.

Mata Mbah Ponco berbinar-binar, senyumnya merekah lebar setelah mendengar kabar itu meski dia tidak tahu apa itu AIFFA. Masih segar dalam ingatan Mbah Ponco yang kelahiran 1920-an itu. Saat itu, ada pria datang ke rumahnya bertanya soal kenapa masih bertani dalam usia tua.

Orang itu meminta Mbah Ponco menceritakan perjalanan hidupnya pada masa penjajahan Belanda, Jepang hingga masa kemerdekaan. Mbah Ponco menceritakan perjalanan masa penjajahan Jepang di Gunung Kidul pada 1940-an. Saat itu, dia dan anaknya harus bersembunyi di bawah meja dengan ditutup tumpukan sorgum. Ia bersembunyi supaya tidak dibawa tentara Jepang.

Baca: BUMN Marketeers Award, Pertamina Terbaik Disusul Telkomsel

"Saat itu, saya sudah pasrah kalau mau dibunuh. Saat itu, saya, anak dan saudara sampai kelaparan ketika bersembunyi," kata Mbah Ponco dengan semangat.

Namun, air mata Mbah Ponco berlinang saat menceritakan pahitnya perjuangan hidup pada 1970-an hingga 1980-an saat terjadi paceklik pangan.

Wilayah Ngawen terserang hama tikus sehingga hasil panen mulai dari padi, jagung, ketela hingga kacang tanah dimakan tikus. Akibatnya, kelaparan terjadi di mana-mana termasuk menimpa keluarga Mbah Ponco.

"Saya beli dedak atau bekatul satu kilogram untuk dimasak. Suami dan anak saya langsung diare karena makan bekatul. Jaman dulu sangat sulit, hidup susah," kata Ponco.

Mbah Ponco kembali bersemangat saat kembali menceritakan dirinya melakukan adegan syuting. Dia mengaku saat pengambilan gambar diajak ke beberapa lokasi di desanya, dan beberapa lokasi lainnya, seperti di wilayah Bayat dan Jombor, Klaten. Sampai ke Embung Bathara Sriten di Kecamatan Nglipar, Gunung Kidul. Pengambilan gambar dilakukan 12 hari secara bertahap.

Baca: 5 WNI Terima Trofi Alumni dari Prancis, Ada Andrea Hirata  

"Saya diajak dua kali yang hari pertama empat hari dan yang hari kedua delapan hari. Itu masuk ke desa-desa, di Jombor, sebuah makam di Bayat, Klaten dan Betara Sriten," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Merujuk dari sinopsis film tersebut, pada saat agresi militer Belanda ke-2 di tahun 1948, Sri yang diperankan Mbak Ponco terpisah dengan Prawiro. Setelah beberapa tahun mencari tak ketemu, akhirnya bertemu dengan seorang sahabat Prawiro.

"Pada film Ziarah itu, nama saya Sri, katanya saya disuruh mencari kuburan seseorang, dan saya beli kembang di pasar, lalu menaburkan di atas makam," ucapnya.

Dia mengaku tak bisa membaca sama sekali, dan mengikuti segala sesuatu yang diarahkan oleh sang sutradara. Bahkan, meski tak memiliki kemampuan akting namun dirinya mengaku tak minder untuk beradu peran dengan beberapa pemain. Saat pengambilan gambar, dia selalu diajari oleh Bagus yang selama syuting menjadi mentor di setiap adegan yang dimainkannya.

Baca: Kakao Raih Penghargaan dan Sertifikasi Internasional

"Kulo mboten wedi, kalih wong gede-gede . Ngasi ponakan kulo sik ten Jakarta takon kok wani. Kulo niku gih wani. Kulo mboten saget moco," kata dalam Bahasa Jawa halus sambil tertawa. Artinya adalah saya tidak takut bersama orang-orang kaya. Sampai saudara saya yang di Jakarta tanya kok berani, tetapi saya menjawab tetap berani, meski saya tidak bisa membaca.

Dia mengaku teringat saat beradu akting dengan sang menantu nomor 3-nya, Supriyanto yang menggunakan Jawa halus. Padahal sebagai orang tua dirinya yang seharusnya dihormati sebagai ibu.

"Kulo diken boso kalian anak kulo, saya itu tertawa. lha wong sama anak kok boso," katanya. Artinya adalah saat itu saya disuruh berbahasa Jawa halus kepada anak saya. "Saya tertawa sampai empat kali. Lha sama anak kok disuruh berbahasa Jawa halus," katanya.

Saat ini Mbah Ponco memiliki anak tujuh orang, cucu 27 orang, buyut 40 orang, dan canggah (anak cucu) empat orang.

Baca: Perwakilan AFEO Serahkan Penghargaan untuk Menteri Basuki

Dia pun mengaku ingat beberapa nama cucunya. Saat ini Ponco Sentono dan Ponco Sutiyem tinggal di rumahnya, dan tak jauh tinggal anaknya nomer 5 bernama Kamti yang setiap hari mengurusnya.

Ponco Sutiyem tidak lulusan sekolah rakyat. Dia hanya bisa menulis namanya karena saat kelas 1 langsung keluar tidak melanjutkan sekolah. "Saya hanya bisa menulis nama. Dulu, kalau bukan anak lurah tidak ada yang sekolah," katanya.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

6 jam lalu

Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya
Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

Anda mungkin merasa perlu menghadiahi diri dengan makanan enak setelah hari berat dan panjang. Namun pakar mengingatkan cara ini tak baik buat mental.


Pegadaian Raih 4 Penghargaan Digitech Award 2024

11 hari lalu

Pegadaian Raih 4 Penghargaan Digitech Award 2024

PT Pegadaian mendapat kado istimewa di usianya ke-123 tahun dengan meraih 4 penghargaan di ajang penganugerahan bergengsi, Digital Technology and Innovation (Digitech) Award 2024


BINUS University Enam Kali Raih Global MIKE Award

12 hari lalu

BINUS University Enam Kali Raih Global MIKE Award

BINUS University kembali meraih penghargaan Global Most Innovative Knowledge Enterprise (MIKE) 2023 yang ke-6 kalinya berturut-turut sejak 2018


Bank Mandiri Raih Dua Penghargaan Euromoney 2024

12 hari lalu

Bank Mandiri Raih Dua Penghargaan Euromoney 2024

Bank Mandiri meraih pengakuan yang membanggakan sebagai bank yang berkomitmen pada solusi transaksi dan investasi, mengukuhkan posisinya di industri keuangan.


Dirut PNM Masuk Jajaran The Best Reputable CEO

14 hari lalu

Dirut PNM Masuk Jajaran The Best Reputable CEO

Permodalan Nasional Madani (PNM) menyabet penghargaan di ajang 13th Infobank - Isentia Digital Brand 2024 and The Best Reputable CEO in Digital Platform 2024.


2 WNI Dapat Penghargaan Kepala Perwakilan di Luar Negeri Jepang

15 hari lalu

Bendera Jepang dan Indonesia. Shutterstock
2 WNI Dapat Penghargaan Kepala Perwakilan di Luar Negeri Jepang

Lussy Novarida Ridwan mendapat penghargaan atas kontribusinya mempromosikan dan meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Jepang


Pemkot Makassar Borong Lima Penghargaan Top BUMD Award 2024

26 hari lalu

Pemkot Makassar Borong Lima Penghargaan Top BUMD Award 2024

Wali Kota Ramdhan Pomanto meraih Top Pembina BUMD 2024.


Telkom Raih Empat Penghargaan di BCOMSS 2024

34 hari lalu

Telkom Raih Empat Penghargaan di BCOMSS 2024

Telkom tidak hanya fokus pada strategi reaktif untuk menurunkan krisis, namun juga proaktif dalam memastikan informasi diperoleh dengan cepat oleh masyarakat.


Pegadaian Raih 3 Penghargaan di Ajang PRIA 2024

36 hari lalu

Pegadaian Raih 3 Penghargaan di Ajang PRIA 2024

Penghargaan diberikan kepada korporasi, kementerian, pemerintahan, maupun lembaga di seluruh Indonesia.


Kapolda Lampung Jelaskan Tak Beri Penghargaan kepada AKP Andri Gustami Setelah Gagalkan Penyelundupan Narkoba hingga Akhirnya Gabung Jaringan Fredy Pratama

37 hari lalu

Terdakwa mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Andri Gustami (tengah) berjalan seusai sidang putusan di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Bandar Lampung, Lampung, Kamis 29 Februari 2024. Andri Gustami divonis hukuman mati oleh majelis hakim karena terbukti meloloskan pengiriman 150 kg narkotika jenis sabu-sabu dan 2.000 pil ekstasi dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa. ANTARA FOTO/Ardiansyah
Kapolda Lampung Jelaskan Tak Beri Penghargaan kepada AKP Andri Gustami Setelah Gagalkan Penyelundupan Narkoba hingga Akhirnya Gabung Jaringan Fredy Pratama

AKP Andri Gustami ditangkap dan dihukum mati setelah terungkap membantu meloloskan narkoba di Pelabuhan Bakauheni, Lampung.