Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Komnas Perempuan Gelar Peringatan Tragedi Mei 1998 di TPU Ranggon  

image-gnews
Dari kiri ke kanan: Sri Hidayah dari Ikatan Korban Orang Hilang, Rini Prasnawati dari Elsam dan Ketua Komnas Perempuan Azriana, memberikan keterangan pers tentang kegiatan peringatan tragedi Mei 98 di kantor Komnas Perempuan, Jakarta,6 Mei 2017. TEMPO/Diko
Dari kiri ke kanan: Sri Hidayah dari Ikatan Korban Orang Hilang, Rini Prasnawati dari Elsam dan Ketua Komnas Perempuan Azriana, memberikan keterangan pers tentang kegiatan peringatan tragedi Mei 98 di kantor Komnas Perempuan, Jakarta,6 Mei 2017. TEMPO/Diko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) akan melakukan peringatan tragedi Mei 1998 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, pada Senin, 8 Mei 2017. Tempat pemakaman itu merupakan tempat pemakaman masal korban tragedi Mei 1998.

Peringatan ini dilakukan untuk mencegah kejadian serupa berulang di masa depan. "Upaya merawat ingatan kolektif ini untuk mengingatkan bangsa Indonesia, agar bersama-sama mencegah ini berulang," kata Ketua Komnas Perempuan Azriana saat ditemui di kantor Komnas Perempuan, Jakarta, Sabtu, 6 Mei 2017.

Baca: FEATURE: Tragedi Mei 1998, Mereka yang Setia Merawat Ingatan

Azriana mengungkapkan ada dua hal yang melekat dari tragedi Mei 98. Pertama, kekerasan seksual kepada etnis Tionghoa. Kedua, tewasnya sejumlah orang yang dikondisikan masuk ke dalam pertokoan yang kemudian dibakar.

Berkaca dari buruknya kehancuran yang dialami masyarakat saat itu, Azriana mengajak publik menjaga persatuan bangsa dan jangan lagi mempolitisasi agama dan identitas.

Azriana menuturkan dalam peringatan kali ini, Komnas Perempuan akan mengundang mantan Presiden RI B.J. Habibie. Habibie akan memperingati tragedi Mei 98 bersama-sama dengan komunitas para korban tragedi Mei 98 dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca: Hadiri Peringatan Tragedi Mei 1998, Wagub Djarot Menangis

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Azriana mengatakan mereka mengundang Habibie karena mantan presiden itu dianggap sebagai tokoh yang mau mendengarkan dan menanggapi keresahan para korban saat masa transisi kekuasaan. Habibie juga dinilai sebagai tokoh yang menolak kekerasan, menyatakan permintaan maaf kepada korban, dan mengupayakan pembentukan tim pencari fakta.

Menurut Azriana, peringatan tragedi Mei 1998 menjadi momentum mengingatkan negara akan pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu yang belum tuntas, utamanya tragedi Mei 98. Dia melihat bangsa Indonesia masih berutang kepada para korban tragedi tersebut.

Melalui peringatan ini, Komnas Perempuan ingin mengajak masyarakat merawat ingatan kolektif atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Mei 1998. Selain itu, merefleksikan perjalanan penghapusan kekerasan pada perempuan di Indonesia, utamanya kekerasan seksual.

Baca: Jaksa Agung: Penyelesaian Kasus 1998 Secara Nonyudisial

Komnas Perempuan juga mendorong pemerintah agar melanjutkan seluruh upaya menghadirkan kesempatan bagi korban pelanggaran HAM masa lalu di Indonesia.

DIKO OKTARA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Politikus Senior PDIP Tumbu Saraswati Tutup Usia

3 jam lalu

Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat menghadiri acara Temu Kangen dan Silaturahmi dengan senior partai di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu 17 Desember 2022.  Para senior PDIP yang hadir itu antara lain, Panda Nababan, Tumbu Saraswati, Rahmat Hidayat, Rudi Harsa, Emir Moeis, Dewi Jakse, Andreas Pareira, Firman Djaya Daeli, Jacob Tobing, Teras Narang, Idham Samawi, Agnita Singedekane, Pataniari Siahaan, Bambang Praswanto, HM. Sukira, Sirmadji, Daryatmo Mardiyanto. ANTARA/HO-DPP PDI Perjuangan
Politikus Senior PDIP Tumbu Saraswati Tutup Usia

Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan aktivis pro demokrasi, Tumbu Saraswati, wafat di ICU RS Fatmawati Jakarta pada Kamis


Beredar Video Seorang Suami Diduga Sekap Istri di Kandang Sapi, Komnas Perempuan Bilang Begini

35 hari lalu

Ilustrasi KDRT. radiocacula.com
Beredar Video Seorang Suami Diduga Sekap Istri di Kandang Sapi, Komnas Perempuan Bilang Begini

Beredar video yang memperlihatkan seorang istri diduga disekap di kandang sapi oleh suaminya di Jember, Jawa Timur. Komnas Perempuan buka suara.


Korban Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila Tidak Mendapat Perlindungan dan Komunikasi dari Kampus

48 hari lalu

Pengacara dua korban kekerasan seksual oleh Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet, Amanda Manthovani. Tempo/Ricky Juliansyah
Korban Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila Tidak Mendapat Perlindungan dan Komunikasi dari Kampus

Amanda Manthovani, pengacara 2 korban kekerasan seksual diduga oleh Rektor Universitas Pancasila nonaktif mengaku tak ada perlindungan dari kampus.


Komnas Perempuan Minta Polisi Patuhi UU TPKS Saat Usut Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila

53 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno didampingi kuasa hukumnya usai menjalani pemeriksaan dugaan kasus pelecehan seksual di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. Dalam keteranganya, tudingan adanya pelecehan seksual tersebut hanya asumsi karna tidak ada bukti yang sah, ia juga mengaku kasus ini bagian dari politisasi menjelang pemilihan rektor. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Komnas Perempuan Minta Polisi Patuhi UU TPKS Saat Usut Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila

Komnas Perempuan mendorong polisi mematuhi UU TPKS dalam mengusut perkara dugaan kekerasan seksual oleh Rektor Universitas Pancasila.


Dugaan Kekerasan Seksual di Universitas Pancasila , Komnas Perempuan Minta Rektor Tak Laporkan Balik Korban

53 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno didampingi kuasa hukumnya usai menjalani pemeriksaan dugaan kasus pelecehan seksual di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. Dalam keteranganya, tudingan adanya pelecehan seksual tersebut hanya asumsi karna tidak ada bukti yang sah, ia juga mengaku kasus ini bagian dari politisasi menjelang pemilihan rektor. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Dugaan Kekerasan Seksual di Universitas Pancasila , Komnas Perempuan Minta Rektor Tak Laporkan Balik Korban

Komnas Perempuan meminta Rektor Universitas Pancasila tidak melaporkan balik korban dugaan kekerasan seksual.


Kasus Pelecehan Seksual Diduga oleh Rektor Universitas Pancasila, Komnas Perempuan Dorong Polisi Gunakan UU TPKS

58 hari lalu

Universitas Pancasila. univpancasila.ac.id
Kasus Pelecehan Seksual Diduga oleh Rektor Universitas Pancasila, Komnas Perempuan Dorong Polisi Gunakan UU TPKS

"Komnas Perempuan mengapresiasi keberanian perempuan pelapor/korban untuk bersuara."


Polisi Mulai Penyelidikan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual yang Dilakukan Pimpinan Universitas Pancasila

24 Februari 2024

Universitas Pancasila. univpancasila.ac.id
Polisi Mulai Penyelidikan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual yang Dilakukan Pimpinan Universitas Pancasila

Polisi sedang menyelidiki kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Rektor Universitas Pancasila di lingkungan kampus.


Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

6 Februari 2024

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

Anies Baswedan soroti persoalan isu perempuan saat debat capres soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan, dan upah setara


Menteri Yasonna Laoly Minta Masyarakat untuk Terus Mendesak Penuntasan Kasus Kerusuhan Mei 1998

1 Februari 2024

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly.
Menteri Yasonna Laoly Minta Masyarakat untuk Terus Mendesak Penuntasan Kasus Kerusuhan Mei 1998

Menteri Hukum dan HAM menerima sejumlah advokat dari TPDI yang meminta penuntasan kasus Kerusuhan Mei 1998.


Komnas Perempuan Siap Beri Pendampingan untuk Pacar Leon Dozan

20 November 2023

Salah satu dinding yang bertuliskan
Komnas Perempuan Siap Beri Pendampingan untuk Pacar Leon Dozan

Komnas Perempuan tak menampik bahwa selama ini banyak korban kekerasan dalam pacaran tidak berani melapor. Sebut ada perbuatan manipulatif.